tag:blogger.com,1999:blog-87082640596856928552024-03-06T02:38:01.171+07:00KUMPULAN ASKEPAKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.comBlogger156125tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-85403492242931983232012-03-26T10:29:00.001+07:002012-03-29T12:47:36.423+07:00SPMB - Sipenmaru AKPER PPNI 2012<div style="text-align: center;">AKPER PPNI SURAKARTA JL. LET. JEND SUTOYO, Gg. JODIPATI NO 10, MOJOSONGO, SOLO</div> <div style="text-align: center;">TELP / FAX : ( 0271 ) 85 20 73 <p>MEMBUKA PENDAFTARAN MAHASISWA BARU</p> </div> <div style="text-align: center;">TAHUN AKADEMIK 2012/2013 </div> <p><strong>Ijin</strong> : <strong> </strong></p> <ul><li>Kemenkes RI No : HK.03.2.4.1.03267</li><li>Kemendiknas RI No : 5934/D/T/K-IV/2011</li></ul> <p><strong>AKREDITASI : B</strong></p> <table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0" width="1"> <tbody> <tr> <td width="44" height="3"><br /></td> </tr> <tr> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> </tbody> </table> <p><strong>DIBUKA MULAI : 05 MARET 2012</strong></p> <p><strong> </strong><strong>SYARAT PENDAFTARAN</strong></p> <ol><li>WNI ( Pria dan Wanita )</li><li>Lulusan SMA, SMU, SMK, SPK, Madrasah Aliyah ( MA) Semua Jurusan.</li><li>Menyerahkan Pas Foto Hitam Putih Ukuran 4 X 6 , Sebanyak 5 Lembar</li><li>Menyerahkan foto copy Ijazah / STTB / SKL yang telah dilegalisir sebanyak 1 Lembar. <strong><em>(Bila surat keterangan</em></strong><strong><em> lulus belum</em></strong><strong><em> keluar bisa menyusul)</em></strong><em> </em></li><li>Membayar biaya pendaftaran Rp. 100.000,-.</li><li>Calon peserta datang langsung dengan membawa syarat-syarat pendaftaran.</li></ol> <p><strong>ALOKASI : 100 MAHASISWA, <em>Jika telah terpenuhi, tidak buka gelombang berikutnya.</em></strong></p> <p><strong> </strong><strong>BIAYA MASUK</strong><strong> </strong></p> <p>1. Dana Pengembangan : Rp. 5.950.000,-</p> <p>2. Uang SPP per semester : Rp. 1.700.000,-</p> <p>3. Biaya pakaian seragam : Rp. 800.000,-</p> <p><strong>Total Biaya</strong><strong> </strong> <strong>Rp. </strong><strong>8</strong><strong>.</strong><strong>45</strong><strong>0.000,-</strong></p> <p><strong><em>Biaya diatas sudah termasuk :</em></strong></p> <ol><li>SPP Semester 1</li><li><strong><em>2. </em></strong>UTS dan <a title="See also Cara Belajar Efektif" href="http://www.akperppni.ac.id/cara-belajar-efektif.html">UAS</a><strong><em> bebas biaya</em></strong></li><li><strong><em>3. </em></strong> Praktek Klinik ( Rumah Sakit Umum, <strong><em> </em></strong></li></ol> <p>RSJ, Puskesmas, Komunitas) bebas biaya</p> <p><strong> Program pembelajaran penunjang:</strong></p> <p><strong>Muatan Lokal</strong><strong> </strong>: <a title="See also Akupungtur-Teori Meredian" href="http://www.akperppni.ac.id/akupungtur-teori-meredian.html">Akupungtur</a> / Tusuk Jarum,<strong> Bahasa Inggris</strong> kerjasama dengan lembaga khursus terkemuka di <a title="See also Wisuda Angkatan VII" href="http://www.akperppni.ac.id/wisuda-angkatan-vii.html">Solo</a></p> <p><strong>Ekstra Kurikuler</strong> : <strong>Khitan, </strong>Senam aerobic, Menolong persalinan, Pijat bayi<strong>.</strong></p> <p><strong>Materi Test : </strong></p> <ul><li>Matematika</li><li>Bahasa Inggris</li><li>IPA</li><li>Bahasa Indonesia</li><li>Test Potensi Akademi</li></ul> <p><strong> Tanggal Test : 20 April 2012 Pukul : 08.00 wib<br /></strong></p> <p><strong>Bebas Test</strong> : Bagi ranking 15 besar dari SMA/SMK, MA Sederajat</p> <p><strong>Fasilitas Penunjang Yang Dimiliki</strong></p> <ol><li>Gedung milik sendiri</li><li>Dosen yang kompeten (S1 & S2)</li><li>Laboratorium yang menunjang</li><li>Pepustakaan di lengkapi area hot spot</li><li>Suasana belajar yang kondusif</li><li>Beasiswa bagi mahasiswa tidak mampu *)</li><li>Beasiswa bagi mahasiswa berprestasi *)</li></ol> <p>*). Syarat dan ketentuan berlaku</p> <p><strong>TEMPAT PRAKTIK :</strong></p> <ol><li>RSUD DR. Moewardi Surakarta</li><li>RS Panti Waluyo Surakarta</li><li>RS Brayat Minulyo Surakarta</li><li>RSUD Wonogiri</li><li>RS Marga Husada Wonogiri</li><li>RSU Daerah Sukoharjo</li><li>RS Jiwa Surakarta</li><li>Rumah Bersalin</li><li>Puskesmas di wilayah Surakarta</li></ol> <p><strong>Keterangan Lebih Lanjut Hubungi :</strong><strong> </strong></p> <p><strong> </strong><strong>AKPER – PPNI SURAKARTA</strong></p> <p>Jl. Let. Jend Sutoyo, Gg. Jodipati No 10,</p> <p>Mojosongo, Solo, Telp/Fx: 0271- 852073</p> <p>Website : <strong><a href="http://www.akperppni.ac.id/">www.akperppni.ac.id</a> </strong></p> <p><strong> <a href="http://www.akper-insada.ac.id/">www.akper-insada.ac.id</a></strong></p> <p><strong>email</strong><strong> :</strong><strong> </strong><strong><a href="mailto:akperppni.solo@gmail.com">akperppni.solo@gmail.com</a></strong><strong> </strong></p> <p><strong> akper.insada@gmail.com</strong></p> <p style="text-align: center;"><span id="fullpost" style=" ;font-family:lucida grande;color:#6600cc;" ><span style="font-size:180%;">BERGABUNGLAH BERSAMA KAMI<span id="more-439"></span></span></span></p> <div style="text-align: left;"> <p><span style="text-decoration: underline;"><strong><span style="color:#000080;">DENAH LOKASI KAMPUS</span></strong></span></p> <p>Lokasi AKPER PPNI Surakarta, terletak di Daerah Solo Utara, tepatnya di daerah Mojosongo.<br />Akses Menuju Kampus AKPER PPNI Surakarta cukup mudah dengan berbagai alternatif, antara lain:</p> <p>1. Naik kendaraan pribadi.<br /><img src="http://www.akperppni.ac.id/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif" alt=":P" class="wp-smiley" /> @ Arah BARAT : Patokannya Terminal TIRTONADI SOLO, KE arah Timur 1 Km sampai PEREMPATAN/PASAR<br />NGEMPLAK. belok ke KIRI/UTARA,menuju Jl. LET Jend. Sutuyo (2 Km) lihat PAPAN NAMA AKPER PPNI<br />SURAKARTA ( Kiri jalan). masuk 75 meter. kearah timur.</p> <p> <img src="http://www.akperppni.ac.id/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif" alt=":P" class="wp-smiley" /> @ dari Arah TIMUR : Patokannya PEREMPATAN PANGGUNG/Tirtomoyo/Jebres kearah TERMINAL TIRTONADI<br />SOLO ( 1 Km ) sampai PEREMPATAN/PASAR<br />NGEMPLAK. belok ke KANAN /UTARA,menuju Jl. LET Jend. Sutuyo (2 Km) lihat PAPAN NAMA AKPER PPNI<br />SURAKARTA ( Kiri jalan). masuk 75 meter. kearah timur.</p> <p> <img src="http://www.akperppni.ac.id/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif" alt=":P" class="wp-smiley" /> @ Arah Utara – Timur : Patokannya RING ROAD dari JURUSAN SURABAYA, ambil jalur arah JOGLO, sampai<br />bunderan keluragan Mojosongo kearah barat (0.5 KM), sampai perempatan Jl. Let. Jend Sutoyo kearah kiri<br />/Selatan (100 meter) Lihat PAPAN NAMA AKPER PPNI (Kanan jalan). masuk 75 meter. kearah timur / Kiri.</p> <p> <img src="http://www.akperppni.ac.id/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif" alt=":P" class="wp-smiley" /> @Arah Utara- Barat, Patokannya dari PALANG JOGLO kearah Timur / UNISRI (2.5 Km) sampai perempatan Jl.<br />Let. Jend Sutoyo kearah kanan /Selatan (100 meter) Lihat PAPAN NAMA AKPER PPNI (Kanan jalan). masuk<br />75 meter. kearah timur / Kiri.</p> <p>2. NAIK KENDARAAN UMUM<br /><img src="http://www.akperppni.ac.id/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif" alt=":P" class="wp-smiley" /> @ Arah BARAT : Turun Terminal TIRTONADI SOLO, KE arah Timur (1 Km),naik bis kota jalur ke timur TURUN<br />PEREMPATAN/PASAR NGEMPLAK. NAIK ANGKOTA No: 07,(jurusan Mojosongo)(2 Km) Turun<br />AKPER PPNI SURAKARTA ( ada papan nama kiri jalan). masuk 75 meter. kearah timur.</p> <p> <img src="http://www.akperppni.ac.id/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif" alt=":P" class="wp-smiley" /> @ Arah TIMUR : Bis Jurusan SURABAYA – SOLO/JOGJA, Turun PEREMPATAN/PASAR NGEMPLAK. NAIK<br />ANGKOTA No: 07,(jurusan Mojosongo)(2 Km) Turun AKPER PPNI SURAKARTA ( ada papan nama kiri jalan).<br />masuk 75 meter. kearah timur.</p> <p>Untuk MELIHAT LOKASI MELALUI WIKIMAPIA / PETA SILAHKAN KLIK <a href="http://wikimapia.org/17962787/id/KAMPUS-AKPER-PPNI-SOLO-LOKASI">DISINI</a></p> </div> <span id="fullpost">DENAH LOKASI KAMPUS<br /><br />Lokasi AKPER PPNI Surakarta, terletak di Daerah Solo Utara, tepatnya di daerah Mojosongo.<br />Akses Menuju Kampus AKPER PPNI Surakarta cukup mudah dengan berbagai alternatif, antara lain:<br /><br />1. Naik kendaraan pribadi.<br />:P @ Arah BARAT : Patokannya Terminal TIRTONADI SOLO, KE arah Timur 1 Km sampai PEREMPATAN/PASAR<br />NGEMPLAK. belok ke KIRI/UTARA,menuju Jl. LET Jend. Sutuyo (2 Km) lihat PAPAN NAMA AKPER PPNI<br />SURAKARTA ( Kiri jalan). masuk 75 meter. kearah timur.<br /><br />:P @ dari Arah TIMUR : Patokannya PEREMPATAN PANGGUNG/Tirtomoyo/Jebres kearah TERMINAL TIRTONADI<br />SOLO ( 1 Km ) sampai PEREMPATAN/PASAR<br />NGEMPLAK. belok ke KANAN /UTARA,menuju Jl. LET Jend. Sutuyo (2 Km) lihat PAPAN NAMA AKPER PPNI<br />SURAKARTA ( Kiri jalan). masuk 75 meter. kearah timur.<br /><br />:P @ Arah Utara – Timur : Patokannya RING ROAD dari JURUSAN SURABAYA, ambil jalur arah JOGLO, sampai<br />bunderan keluragan Mojosongo kearah barat (0.5 KM), sampai perempatan Jl. Let. Jend Sutoyo kearah kiri<br />/Selatan (100 meter) Lihat PAPAN NAMA AKPER PPNI (Kanan jalan). masuk 75 meter. kearah timur / Kiri.<br /><br />:P @Arah Utara- Barat, Patokannya dari PALANG JOGLO kearah Timur / UNISRI (2.5 Km) sampai perempatan Jl.<br />Let. Jend Sutoyo kearah kanan /Selatan (100 meter) Lihat PAPAN NAMA AKPER PPNI (Kanan jalan). masuk<br />75 meter. kearah timur / Kiri.<br /><br />2. NAIK KENDARAAN UMUM<br />:P @ Arah BARAT : Turun Terminal TIRTONADI SOLO, KE arah Timur (1 Km),naik bis kota jalur ke timur TURUN<br />PEREMPATAN/PASAR NGEMPLAK. NAIK ANGKOTA No: 07,(jurusan Mojosongo)(2 Km) Turun<br />AKPER PPNI SURAKARTA ( ada papan nama kiri jalan). masuk 75 meter. kearah timur.<br /><br />:P @ Arah TIMUR : Bis Jurusan SURABAYA – SOLO/JOGJA, Turun PEREMPATAN/PASAR NGEMPLAK. NAIK<br />ANGKOTA No: 07,(jurusan Mojosongo)(2 Km) Turun AKPER PPNI SURAKARTA ( ada papan nama kiri jalan).<br />masuk 75 meter. kearah timur.<br /><br />Untuk MELIHAT LOKASI MELALUI WIKIMAPIA / PETA SILAHKAN KLIK DISINI<br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-20458938240631690202011-02-11T09:25:00.000+07:002011-02-11T09:26:31.521+07:00askep klien dengan diareSebelumnya dalam atikel di sebelumnya telah kami posting tentang askep klien dengan diare, dalam posting kali ini adalah kelanjutan dari posting tersebut yakni diagnosa keperawatan klien dengan diare, dalam postingan ini kita bicarakan dari mulai tahap pengkajian pada untuk menegakkan diagnosa klien dengan diare sampai evaluasi dari diagnosa klien dengan diare. untuk mendapatkan diagnosa klien dengan diare silahkan copy artikel dibawah tapi INGAT JANGAN LUPA sisipkan alamat web ini sebagai sumbernya www.forum.akperppni.ac.id terima kasih.<br /><br /><span id="fullpost"><br />Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Diare<br /><br />A. Pengkajian<br /><br />1. Identitas<br /><br />Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .<br /><br />2. Keluhan Utama<br /><br />BAB lebih dari 3 x<br /><br />3. Riwayat Penyakit Sekarang<br /><br />BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).<br /><br />4. Riwayat Penyakit Dahulu<br /><br />Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.<br /><br />5. Riwayat Nutrisi<br /><br />Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,<br /><br />6. Riwayat Kesehatan Keluarga<br /><br />Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.<br /><br />7. Riwayat Kesehatan Lingkungan<br /><br />Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.<br /><br />8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan<br /><br />a. Pertumbuhan<br /><br />o Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.<br /><br />o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.<br /><br />o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah<br /><br />o Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.<br /><br />b. Perkembangan<br /><br />o Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.<br /><br />Fase anal :<br /><br />Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal, bermain).<br /><br />o Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.<br /><br />Autonomy vs Shame and doundt<br /><br />Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.<br /><br />o Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :<br /><br />1. berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK)<br /><br />2. Meniru membuat garis lurus (GH)<br /><br />3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)<br /><br />4. Melepasa pakaian sendiri (BM)<br /><br />5.<br /><br />9. Pemeriksaan Fisik<br /><br />a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,<br /><br />b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.<br /><br />c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih<br /><br />d. Mata : cekung, kering, sangat cekung<br /><br />e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum<br /><br />f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)<br /><br />g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .<br /><br />h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.<br /><br />i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.<br /><br />j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.<br /><br />B. Diagnosa Keperawatan<br /><br />1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang<br /><br />2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.<br /><br />3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare<br /><br />4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.<br /><br />5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.<br /><br />6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive<br /><br />C. Intervensi<br /><br />Diagnosa Keparawatan 1. :<br /><br />Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare<br /><br />Tujuan :<br /><br />Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal<br /><br />Kriteria hasil :<br /><br />o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )<br /><br />o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.<br /><br />o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari<br /><br />Intervensi :<br /><br />1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit<br /><br />R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit<br /><br />2) Pantau intake dan output<br /><br />R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.<br /><br />3) Timbang berat badan setiap hari<br /><br />R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt<br /><br />4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr<br /><br />R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral<br /><br />5) Kolaborasi :<br /><br />- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)<br /><br />R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).<br /><br />- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur<br /><br />R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.<br /><br />- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)<br /><br />R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.<br /><br />Diagnosa Keperawatan 2. :<br /><br />Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak<br /><br />adekuatnya intake dan out put<br /><br />Tujuan :<br /><br />Setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan<br /><br />nutrisi terpenuhi<br /><br />Kriteria :<br /><br />- Nafsu makan meningkat<br /><br />- BB meningkat atau normal sesuai umur<br /><br />Intervensi :<br /><br />1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)<br /><br />R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.<br /><br />2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat<br /><br />R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.<br /><br />3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan<br /><br />R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan<br /><br />4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam<br /><br />R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.<br /><br />5) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :<br /><br />Terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu, obat-obatan atau vitamin (A)<br /><br />R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan<br /><br />Diagnosa Keperawatan 3. :<br /><br />Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare<br /><br />Tujuan :<br /><br />Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuh<br /><br />Kriteria hasil :<br /><br />- Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)<br /><br />- Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)<br /><br />Intervensi :<br /><br />1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam<br /><br />R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)<br /><br />2) Berikan kompres hangat<br /><br />R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh.<br /><br />3) Kolaborasi pemberian antipirektik<br /><br />R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak<br /><br />Diagnosa Keperawatan 4. :<br /><br />Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)<br /><br />Tujuan :<br /><br />Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu<br /><br />Kriteria hasil :<br /><br />- Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga<br /><br />- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar.<br /><br />Intervensi :<br /><br />1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur<br /><br />R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman<br /><br />2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)<br /><br />R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces<br /><br />3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam<br /><br />R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .<br /><br />Diagnosa Keperawatan 5. :<br /><br />Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive<br /><br />Tujuan :<br /><br />Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi<br /><br />Kriteria hasil :<br /><br />Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel<br /><br />Intervensi :<br /><br />1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan<br /><br />R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga<br /><br />2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS<br /><br />R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS<br /><br />3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan.<br /><br />R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya.<br /><br />4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)<br /><br />R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.<br /><br />5) Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak.<br /><br />Untuk mendownload ASKEP KLIEN DENGAN DIARE beserta Diagnosa keperawatan silahkan klik di FORUM DOWNLOAD<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta<br /><br />Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6.<br /><br />EGC. Jakarta.<br /><br />Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.<br /><br />Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.<br /><br />Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta<br /><br />Diagnosa klien dengan diare di unduh dari www.forum.akperppni.ac.id<br /><br />Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta<br /><br />Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta<br /><br />Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta<br /><br />Kunjung Web kami dibawah ini :<br /><br />www.akperppni.ac.id<br /><br />www.forum.akperppni.ac.id<br /><br />www.akperppnisolojateng.blogspot.com.<br /><br />www.askep-akper.blogspot.com<br /><br />Baca selanjutnya... Ayahe D`Berlli | Tempatnya Sharing | Download Askep | Bagi perawat dan Mahasiswa Akper http://akperppnisolojateng.blogspot.com/#ixzz1Dc5BgTYZ<br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-54679772169904795302010-10-13T12:58:00.005+07:002010-10-13T13:16:37.054+07:00Download Askep<p style="text-align: center;"><a href="http://akperppni.ac.id/download-askep"><img class="aligncenter" title="Animated_GIF_Welcome_Rotating_Sign_Brown_Gold_k_4" src="http://akperppni.ac.id/wp-content/uploads/2010/07/Animated_GIF_Welcome_Rotating_Sign_Brown_Gold_k_4.gif" alt="" width="286" height="80" /></a></p><br /><h2 style="text-align: center;"><span style="font-size:130%;">SILAHKAN DOWNLOAD ASKEP YANG ANDA BUTUHKAN</span></h2><div><h2 style="text-align: center;"><span> CARANYA TINGGAL KLIK DARI JUDUL YANG ANDA BUTUHKAN</span></h2></div><div><h2 style="text-align: center;">BERIKUT DAFTAR ASKEP YANG BISA ANDA DOWNLOAD:</h2><br /><center><a href="http://akperppni.ac.id/download-askep"><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Spinning_Blocks/d.gif" alt="" border="0" /><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Spinning_Blocks/o.gif" alt="" border="0" /><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Spinning_Blocks/w.gif" alt="" border="0" /><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Spinning_Blocks/n.gif" alt="" border="0" /><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Spinning_Blocks/l.gif" alt="" border="0" /></a><a href="http://www.ziddu.com/download/11017098/Prosedurmemandikanpasien.doc.html"><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Spinning_Blocks/o.gif" alt="" border="0" /><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Spinning_Blocks/a.gif" alt="" border="0" /><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Spinning_Blocks/d.gif" alt="" border="0" /><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Spinning_Blocks/blank.gif" alt="" border="0" /> </a><center><a href="http://www.ziddu.com/download/11017098/Prosedurmemandikanpasien.doc.html"><br /></a><center><a href="http://www.ziddu.com/download/11017098/Prosedurmemandikanpasien.doc.html"><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Earth/h.gif" alt="" border="0" /><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Earth/e.gif" alt="" border="0" /><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Earth/r.gif" alt="" border="0" /><img src="http://sig.graphicsfactory.com/Earth/e.gif" alt="" border="0" /></a><center><br /><h3 style="text-align: left;"><a href="http://www.ziddu.com/download/11017098/Prosedurmemandikanpasien.doc.html">UMUM</a></h3><br /><div style="text-align: left;"><a href="http://www.ziddu.com/download/11017098/Prosedurmemandikanpasien.doc.html">1. Permenkes tentang Ijin & Penyelenggaraan Praktik Perawat tahun 2010</a><br /></div><span id="fullpost"><h2>Pengkajian Keperawatan</h2><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/11017123/PENGKAJIANDATADASAR.doc.html">Pengkajian Data Dasar ( DO-DS)</a><br /><br />2.<a href="http://www.ziddu.com/download/11017097/MetodePengumpulanData.doc.html"> Metode Pengumpulan data ( anamnesa-pemerikasaan fisik)</a><br /><br />3. <a href="http://www.ziddu.com/download/11017100/Pengkajianobservasi.doc.html">Pengkajian dengan Tehnik Observasi - Pengamatan</a><br /><h2>Tindakan Keperawatan</h2><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/11017098/Prosedurmemandikanpasien.doc.html">Prosedur Memandikan pasien di tempat tidur</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/11017099/pasangpispot.doc.html">Prosedur membantu pasien BAB menggunakan Pispot</a><br /><br />3. <a href="http://www.ziddu.com/download/11002665/VitalSignsatauTandaVital.doc.html">Tehnik Mengukur Vital sign</a><br /><br />4. <a href="http://www.ziddu.com/download/11017890/PrinsipEnamBenardalamPemberianObat.doc.html">Prinsip pemberian obat dengan 6 benar</a><br /><br />5. <a href="http://www.blogger.com/%20%20%20%20%20http://www.ziddu.com/download/11018157/DenyutNadi.doc.html">Tehnik mengukur nadi</a><br /><h3>FORMAT PENGKAJIAN ASKEP :</h3><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/10498925/FORMATPENGKAJIANASKEPMEDIKALBEDAH.doc.html">Format Pengkajian KDM-KMB</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/10498926/FORMATPENGKAJIANASKEPANAK.doc.html">Format Pengkajian pada Anak</a><br /><br />3. <a href="http://www.blogger.com/%20%20%20http://www.ziddu.com/download/11002665/VitalSignsatauTandaVital.doc.html">Pemeriksaan Vital Sign</a><br /><br /></span></center></center></center></center></div><br />Askep Gangguan Sistem Pernapasan<br /><br />1.<a href="http://www.ziddu.com/download/6319610/ASKEPBRONCHOPNEUMONIA.doc.html">Bronkopneumonia</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/6228188/askepTBC.doc.html%20">Askep TBC</a><br /><br />3.<a href="http://www.ziddu.com/download/6228187/askepgagalnapas-ARDS.doc.html%20">Askep Gagal Napas</a><br /><br />4.<a href="http://www.ziddu.com/download/6318369/AskepBronkitis.doc.html">Askep Bronkitis </a><br /><br />5. <a href="http://www.ziddu.com/download/10565102/NEBULEZER.doc.html">Tindakan Nebulezer</a><br /><h3>PENGINDERAAN (PANCA INDERA)</h3><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/10565099/AskepUlkusCornea.doc.html">Ulcus Cornea</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/10388894/ASKEPGANGGUANPENDENGARAN.pdf.html">Gangguan Pendengaran</a><br /><br />ASKEP MUSCULOSKELETAL<br /><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/6319461/ASKEPFRAKTUR.doc.html">Askep Fraktur</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/10144039/ASKEPKLIENPERIOPERATIFFRAKTURMANDIBULAE.doc.html">Perioperatif Fraktur Mandibula</a><br /><br />3. <a href="http://www.blogger.com/%20%20%20%20%20%20http://www.ziddu.com/download/10445748/ASKEPBURSITIS.doc.html">Askep Bursitis</a><br /><br />ASKEP SARAF<br /><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/6523238/LapPendahuluanTraumakepala.doc.html%20">LP Trauma Kepala </a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/6523237/ASKEPKLENANAKDENGANHIODROCHEPALUS.doc.html">Askep Hidro Chepalus</a><br /><br />3.<a href="http://www.ziddu.com/download/6523079/AskepCiderakepala-Contusiocerebri.doc.html">Askep Contusi Cerebri-Cidera Kepala</a><br /><br />4. <a href="http://www.ziddu.com/download/6228191/Chefalgia.doc.html%20">Askep Chepalgia</a><br /><br />5. <a href="http://www.ziddu.com/download/6228186/askepvertigo.doc.html%20">Askep Vertigo</a><br /><br />6. <a href="http://www.ziddu.com/download/10446242/ASKEPKLIENDENGANTETANUS.doc.html">Askep Tetanus</a><br /><br />7. <a href="http://www.ziddu.com/download/10565098/LBP-saraf.doc.html">askep Low Back Pain/ LBP</a><br /><br />ASKEP UROGENETALIA<br /><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/6228189/askepgagalginjalkronik.doc.html">Askep Gagal Ginjal kronik</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/6228185/askepinfeksisalurankemih.doc.html">Askep infeksi saluran kemih/ISK</a><br /><br />3. <a href="http://www.ziddu.com/download/10498927/ASKEPSTRIKTURURETRA.doc.html">Askep Striktur Uretra</a><br /><br />ASKEP PENYAKIT DALAM<br /><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/6228153/TYPHOID.doc.html%20">Askep Typoid 1</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/10376116/TYPHOID.doc.html">Askep Typoid 2</a><br /><br />3. <a href="http://www.ziddu.com/download/6228150/SIROSISHEPATIS.doc.html">Askep Hepatitis</a><br /><br />4.<a href="http://www.ziddu.com/download/6650288/ASKEPKLIENDENGANDISPEPSIA.doc.html"> Askep Dispepsia</a><br /><br />5. <a href="http://www.ziddu.com/download/10376115/SIROSISHEPATIS.doc.html">Askep Sirosis Hepatis</a><br /><br />6. <a href="http://www.ziddu.com/download/10376117/LPdanAskepHiper-Hypoparatyroidisme.doc.html">LP dan askep Hipo-hiperparatyroid</a><br /><br />7. <a href="http://www.ziddu.com/download/10376118/pankreastitis.doc.html">Askep Pankreatitis</a><br /><br />ASKEP MATERNITAS<br /><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/6228190/askephiperemesisgravidarum.doc.html%20">askep Hiperemeses gravidarum</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/5303634/askep%20klien%20dengan%20hiperemesesgravidarum.doc.html">askep Hiperemeses gravidarum part 2</a><br /><br />3. <a href="http://www.ziddu.com/download/10565101/pengkajianaskepgynecologi.doc.html">Pengkajian Gynecology</a><br /><br />ASKEP KELUARGA DAN KOMUNITAS<br /><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/6228152/KONSEPKELUARGA.doc.htm">Konsep Keluarga</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/7211148/MateriKuliahKomunitasS1.pdf.html%20">Materi kuliah Komunitas</a><br /><br />3.<a href="http://www.ziddu.com/download/7282592/KISISOAL.doc.html">Kisi UAS Soal komunitas</a><br /><br />4. <a href="http://www.ziddu.com/download/6466737/Kisi-KisiUTSKepKom.doc.html%20">Kisi-Kisi soal UTS Komunitas</a><br /><br />5. <a href="http://www.blogger.com/%20%20http://www.ziddu.com/download/10746786/KonsepPHC.doc.html">Konsep PHC</a><br /><br />ASKEP CARDIOVASCULER<br /><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/6522938/ASKEPSISTEMCARDIOVASCULER-Disritmia.doc.html">Askep Disritmia</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/6946258/akuteINFARKMIOKARD.DOC.html">Askep Infark Miocard Acute / AMI</a><br /><h3>ASKEP INTEGUMEN/KULIT</h3><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/10498928/ASKEPULCUSDIKUBITUS.doc.html">Perawatan Ulcus Dicubitus</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/10565100/PEMPHIGUSVULGARIS.doc.html">Askep Pemphigus</a><br /><br />3. <a href="http://www.ziddu.com/download/11080427/ASUHANKEPERAWATANPADAKLIENDENGANDERMATITIS.doc.html">Askep Dermatitis</a><br /><br />4. <a href="http://www.ziddu.com/download/11080426/ASUHANKEPERAWATANPADAKLIENDENGANpsoryasis.doc.html">Askep Psoriasis</a><br /><br />ASKEP JIWA<br /><br /><a href="http://www.ziddu.com/download/6228151/HALUSINASI.doc.html">1. askep Halusinasi</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/10376119/SKIZOFRENIA.doc.html">Askep Skizoprenia</a><br /><br />3. <a href="http://www.blogger.com/%20%20%20%20%20http://www.ziddu.com/download/10402940/WAHAM.doc.html">Askep Waham</a><br /><br />4. <a href="http://www.ziddu.com/download/10446243/ASKEPKLIENPENYAKITTERMINALIS.doc.html">Askep Klien Terminalis</a><br /><br />DIAGNOSA KEPERAWATAN<br /><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/6228149/DIAGNOSANANDA.doc.html%20">DIAGNOSIS NANDA</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/10388895/nandanicnocesquema.pdf.html">NIC-NOC Diagnosis</a><br /><br />3. <a href="http://www.ziddu.com/download/10388893/N342_careplan.pdf.html">Nursing Care Plan/NCP</a><br /><br />ASKEP IMMUNITAS<br /><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/7212484/CAMPAK.doc.html">Askep Campak</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/6522837/AskepLeukemia.doc.html">Askep Leukemia</a><br /><br />3. <a href="http://www.ziddu.com/download/10144038/ASKEPKLIENDENGANMIASTENIAGRAVIS.doc.html">Askep Miastenia Gravis</a><br /><br />ASKEP DENGAN FORMAT PDF<br /><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/5332575/askeptypoid.pdf.html%20">Askep Typoid</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/5332574/askepTBC.pdf.html">Askep TBC paru</a><br /><br />3. <a href="http://www.ziddu.com/download/5332573/askepvertigo.pdf.html">askep Vertigo</a><br /><br />4.<a href="http://www.ziddu.com/download/5332544/askepdiare.pdf.html">Askep Diare</a><br /><br />5. <a href="http://www.ziddu.com/download/5332543/askephalusinasi.pdf.html">Askep Halusinasi</a><br /><br />6.<a href="http://www.ziddu.com/download/5332542/askephiperemesisgravidarum.pdf.html%20">Askep Hiperemese Gravidarum</a><br /><br />7.<a href="http://www.ziddu.com/download/5332541/askepgagalginjalkronik..pdf.html">Askep GGK</a><br /><br />8. <a href="http://www.ziddu.com/download/5332540/askepisk.pdf.html">Askep ISK</a><br /><br />9. <a href="http://www.ziddu.com/download/5332517/askepasmabronkiale..pdf.html%20">Askep asma Bronkiale</a><br /><br />10. <a href="http://www.ziddu.com/download/5332516/askepchepalgia.pdf.html">Askep Chepalgia</a><br /><br />11. <a href="http://www.ziddu.com/download/5305192/askepdiare.pdf.html">Askep Diarhea</a><br /><br />MATERI DALAM FILE POWER POINT<br /><br />1. <a href="http://www.ziddu.com/download/9423321/ACNE.ppt.html">askep Acne Vulgaris/ Jerawat</a><br /><br />2. <a href="http://www.ziddu.com/download/9381546/TUBERKULOSIS.ppt.html">Askep TBC</a><br /><br />3. <a href="http://www.ziddu.com/download/9381495/IKTERUS.ppt.html">ICTERUS</a><br /><br />4. <a href="http://www.ziddu.com/download/9381494/PENYAKITTERMINAL.ppt.html">Penyakit Terminalis</a><br /><br />5. <a href="http://www.ziddu.com/download/9381493/HIPOTIROIDISME.ppt.html">Hipertyroidisme</a><br /><br />6. <a href="http://www.ziddu.com/download/9381492/LUKAKDM.ppt.html">Luka DM</a><br /><br />7. <a href="http://www.ziddu.com/download/9381491/MALNUTRISI.ppt.html">Askep Mal-Nutrisi</a><br /><br />8. <a href="http://www.ziddu.com/download/9381490/ISTIRAHATDANTIDUR.ppt.html">Istirahat dan Tidur</a><br /><br />9. <a href="http://http//www.ziddu.com/download/9381395/ASKEPGERONTIK.ppt.html">Askep Gerontik</a><br /><br />10.<a href="http://www.ziddu.com/download/9381393/DIARE.ppt.html">Askep Diare</a><br /><br />11. <a href="http://www.ziddu.com/download/9381394/AKTIFITAS.ppt.html">Kebutuhan Aktivitas</a><br /><br />12.<a href="http://www.ziddu.com/download/9381392/GOITERGONDOK.ppt.html">Askep Goiter / gondok</a><br /><br />13. <a href="http://www.ziddu.com/download/9351272/PXDxdanpsoriasis.ppt.html">Pemeriksaan Diagnostik Kulit </a><br /><br />14. <a href="http://www.ziddu.com/download/9351270/anatomi.ppt.html">Anatomi Kulit</a><br /><br />15. <a href="http://www.ziddu.com/download/9351272/PXDxdanpsoriasis.ppt.html">Psoriasis</a><br /><br />16. <a href="http://www.ziddu.com/download/9351271/Dermatitis.ppt.html">Askep Dermatitis</a><br /><br />17. <a href="http://www.ziddu.com/download/10089642/GANGGUANALAMPERASAAN.ppt.html">Gangguan Alam Perasaan</a><br /><br />18. <a href="http://www.ziddu.com/download/10089641/REVIEWIMUN.ppt.html">Konsep immunitas</a><br /><br />19. <a href="http://www.ziddu.com/download/10089640/askepgg.kognitif.ppt.html">Askep Gangguan kognitif</a><br /><br />20. <a href="http://www.ziddu.com/download/10089638/ASUHANKEPERAWATANPADAPASIENDENGANPENYAKITTERMINAL.ppt.html">Penyakit Terminalis</a><br /><br />TIPS DOWNLOAD : agar download lebih cepat!!!!!<br /><br />1.. Seluruh file askep diatas di unggah melalui <a href="http://www.ziddu.com/register.php?referralid=%28y]%7DbQIfRNR">ziddu.com</a>, agar download / mengunduh lebih<br /><br />cepat anda harus login dulu di <a href="http://www.ziddu.com/register.php?referralid=%28y]%7DbQIfRNR">ziddu.com</a>, kemudian tinggal download seperti biasa.<br /><br />2. Bagi yang belum memiliki akun di ziddu.com daftar <a href="http://www.ziddu.com/register.php?referralid=%28y]%7DbQIfRNR">disini</a> gratis. atau<br /><br />3. Silahkkan klik banner <a href="http://www.ziddu.com/register.php?referralid=%28y]%7DbQIfRNR">ziddu.com</a> dibawah ini untuk membuat akun.<br /><br />4. Selamat men-download sampai puas<br /><p style="text-align: center;"><a href="http://www.ziddu.com/register.php?referralid=%28y]%7DbQIfRNR" target="_blank"><img class="aligncenter" src="http://www.ziddu.com/banners/images/ziddu-ax300x250.gif" alt="" border="0" /></a></p><br /><br /><div><br /><br /><a href="http://akperppni.ac.id/"> </a><br /><br /></div><br /><div>Selamat Mendownload.</div><br />Kami akan berterima kasih jika pengunjung bisa memberikan kontribusi dengan mengirimkan ASKEP, ARTIKEL ATAU APASAJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPERAWATAN MELALUI EMAIL: akperppni.solojateng@gmail.com<br /><h2 style="text-align: center;">TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA DAN SELAMAT BERKUNJUNG KEMBALI</h2>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-36829788125802357962010-10-11T10:51:00.005+07:002010-10-11T11:01:09.705+07:00Kode Etik keperawatan<div id="content"> <div class="post"> <p class="title"><big><b>KODE ETIK KEPERAWATAN</b></big><br /></p> <p><strong>Kode etik</strong> adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.<br />Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.</p><p>Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal 29 November 1989.</p><p> <strong>Fungsi Kode Etik Perawat</strong><br />Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status profesional dengan cara sebagai berikut:<span id="fullpost"><br />1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat<br />2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal<br />3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan<br />4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.<br /><br /><strong>Kode etik keperawatan Indonesia :</strong> Terdiri dari 5 Bab, dan 17 pasal. yaitu:<br /></p><p><strong>1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat</strong><br />a. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.<br />b. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.<br />c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.Tanggungjawab terhadap tugas<br />d. Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan khususnya serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat.</p><p><br /><strong>2. Tanggungjawab terhadap tugas</strong><br />a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.<br />b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.<br />c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.<br />d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.<br />e. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.</p><p><br /><strong>3. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya</strong><br />a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.<br />b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.</p><p><br /><strong>4. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan</strong><br />a. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.<br />b. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.<br />c. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan keperawatan.<br />d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.</p><p><br /><strong>5. Tanggungjawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara</strong><br />a. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.<br />b. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.</span></p><p><br /></p> </div> </div> <h2><a name="comment1"></a></h2>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-32138756537087723852010-08-28T10:02:00.006+07:002010-08-31T10:26:13.753+07:00Trik meningkatkan KLIK IklanTrik untuk mendapatkan KLIK IKLAN KITA. cara yang kita lakukan hampir sama dengan trik meningkatkan pengunjung, dengan cara sebagai berikut :<br /><span id="fullpost"><br />Langkah pertama: yang kita lakukan adalah memasang iklan diblog kita misalnya iklan dari <a href="http://kumpulblogger.com/signup.php?refid=84852">KUMPUL BOGGER</a>, ( saya sudah buktikan dibayar ) kalo belum punya silahkan registrasi gratis <a href="http://kumpulblogger.com/signup.php?refid=84852">KLIK DISINI</a>.<br />Langkah kedua : Kita harus sering-sering blog walking" dan jangan lupa meninggalkan jejak kita disana" agar kita gantian dikunjungi dan syukur-syukur mau lihat iklan kita<br />Langkah ketiga : agar kita mendapatkan jumlah klik iklan yang banyak tentunya kita butuh TEMAN YANG BANYAK, Solusinya adalah dengan cara mencari teman melalui LINK EXCHANGE baca di <a href="http://askep-akper.blogspot.com/2010/08/trik-meningkatkan-pengunjung.html">Trik Meningkatkan pengunjung</a>.<br /><br />AYO KITA MULAI, KARENA dengan sedikit demi sedikit lama-lama akan mendapat DUIT.<br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-89051972512059292852010-08-28T09:42:00.007+07:002010-08-28T10:24:22.821+07:00Trik Meningkatkan pengunjungHal yang paling menggembirakan bagi blogger adalah jika blognya mendapatkan jumlah pengunjung yang banyak setiap harinya, sehingga dapat meningkatkan pagerank pada mesin pencari seperti google, yahoo, msn dll<br />Disini saya akan memberikan trik untuk meningkatkan jumlah pengunjung yang bisa kita lakukan bersama-sama.<br />walaupun di blog ini jumlah pengunjung pada blog saya masih sangat sedikit tapi saya nggak kecil hati, makanya asay mengajak semua blogger bisa melakukan bersama saya disini.<br />Nggak perlu panjang lebar prolognya intinya cara ini bisa kita lakukan dengan langkah-langkah berikut:<br /><span id="fullpost"><br /><br />1. Kita buat dulu link ke blog kita dengan sistem Tukeran link / Link Exchange,<br />2. Setiap anggota HARUS SALING meng-copas LINK EXCHANGE TEMAN DI Blognya. (kalo sudah memasang link teman. beritahukan melalui buku tamu atau email)<br />3. Setiap anggota yang telah sama-sama memiliki LINK TEMAN wajib berkunjung setiap Online, ke blog teman- teman<br />4. Gunakan Postingan ini untuk di COPAS dan diposting ke blog masing-masing, agar dapat diikuti oleh pengunjung yang lain, sehingga akan menambah anggota dalam setiap harinya.<br /><br />MARI KITA COBA, SEKARANG, karena bagi blogger kecil seperti kita untuk meningkatkan Traffic HARUS BEKERJA SAMA DAN SALING MEMBANTU<br /><br />TRIK INI juga bisa dilakukan untuk mendapatkan jumlah KLIK IKLAN YANG KITA TAMPILKAN DI BLOG baca di <a href="http://askep-akper.blogspot.com/2010/08/trik-meningkatkan-klik-iklan.html">Trik Meningkatkan KlIK Iklan</a><br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-47236978332824296412010-08-26T09:46:00.008+07:002010-08-26T10:47:15.704+07:00Income dari InternetProgram program yang berhubungan dengan cara mencari penghasilan lewat internet sangat banyak jumlah dan macamnya dengan penawaran income yang bermacam-macam pula dari yang masuk akal sampai yang TIDAK MASUK AKAL. Kita memang perlu berhati- hati dalam memilihnya.<br />Dibawah ini Saya mempunyai beberapa program-program yang sudah terbukti membayar dan saya telah ikuti :<br />1. Program penayangan iklan diweb kita yang akan dibayar setiap iklan diklik maka akan mendapatkan penghasilan, uang akan ditransfer secara otomatis ke rekening bank kita setiap minimal pengahsilan Rp. 10.000.- yaitu di <a href="http://kumpulblogger.com/signup.php?refid=84852%22%3E">kumpul blogger</a> gabung klik <a href="http://kumpulblogger.com/signup.php?refid=84852%22%3E">DISINI</a><br /><br />2. Hampir sama dengan kumpul blogger, penghasilan juga langsung ditransfer ke rekening kita dengan penghasilan minimal US.$.200.- namanya : <a href="http://www.bigextracash.com/aft/6b0fa38d/2a7dab89.html">www. Bigextracash.com. </a>Klik banner dibawah ini jika ingin bergabung<br /><br /><p class="banner_code_text"> <a href="http://www.bigextracash.com/aft/6b0fa38d/be47f2de.html" target="_top"><img src="http://banners.bigextracash.com/banner_1_120x240.jpg" alt="Get cash from your website. Sign up as affiliate" title="Get cash from your website. Sign up as affiliate" width="120" border="0" height="240" /></a><img style="border: 0pt none;" src="http://www.bigextracash.com/affiliate/scripts/imp.php?a_aid=4c75cfe8c2762&a_bid=be47f2de" alt="" width="1" height="1" /></p><p class="banner_code_text">3. Program yang ketiga ini tidak gratis tetapi butuh modal Rp. 200.000,- dengan laba 70% dari modal, jadi jika modal kita Rp. 200.000,- dan setelah saya MENEMUKAN <a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit">METODE BISNIS INI</a> kemudian saya pelajari akhirnya saya tertarik dan mengikuti program tersebut. pertama kali saya berfikir uang Rp 200 ribu adalah uang yang BANYAK, tapi setelah saya membaca banyak sekali yang didapatkan dari uang tersebut misalnya dengan mengikuti program ini akan mendapatkan ebook-ebook yang bermutu dan software yang berguna, saya jadi berfikir WALAUPUN NANTINYA uang saya YIDAK KEMBALI saya MASIH MENDAPATKAN BANYAK SEKALI EBOOK DAN SOFTWARE BERMUTU yang kalo dihitung harganya lebih dari Rp. 200 Ribu rupiah.<br /><br />Mungkin saya tidak perlu memaparkan secara panjang lebar karena jika anda membuka <a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit">disini</a>. saya yakin anda akan bisa memahami sendiri. PERLU DIKETAHUI BAHWA USAHA INI MEMANG TIDAK MUDAH TETAPI BUKAN BERARTI TIDAK BISA DILAKUKAN.<br />Dibawah ini sedikit saya cuplikan tentang INVESTASI di <a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit">www.70persen.com</a>,<br /><br />SEBAGAI BERIKUT:<br />Kemudahan program investasi<a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit"> 70persen.com</a> Berikut adalah beberapa kemudahan dalam menjalankan program 70persen.com:<br /><br />1. Sistem yang simpel dan fair.<br />2. Tidak harus mempunyai komputer. Dalam menjalankan program ini anda hanyalah cukup menggunakan fasilitas warnet.<br />3.Tidak perlu mempelajari Ebook / panduan yang berbelit-belit.<br />4. Berlaku untuk semua pemegang rekening seluruh bank yang ada di Indonesia.<br />5. Modal investasi awal hanyalah Rp. 200.000,- dibayar sekali untuk hak keanggotaan seumur hidup. Ya nilai Rp. 200.000,- bukanlah nilai yang kecil, tapi bukan juga nilai yang mahal dibandingkan dengan peluang hasil yang akan anda dapatkan.<br />6.Tanpa cari downline pun berpeluang mendapatkan hasil. Karena adanya sistem random investor sponsor.<br />5. Mendapatkan 2 member sudah balik modal bahkan sudah untung Rp. 80.000,-<br />6. FULL SUPORT dari pengelola. Anda bisa berkonsultasi langsung chatting via YM dengan pengelola setiap saat. Pengelola online setiap hari jam kerja pukul 10 pagi sampai dengan pukul 5 sore</p><p class="banner_code_text"><span style="font-size:130%;">Untuk lebih lengkapnya silahkan anda kunjungi web saya KLIK</span> <span style="font-size:130%;">Banner dibawah</span></p><p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;" align="center"> <a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit"><span style="color: rgb(0, 0, 255);font-family:Verdana;font-size:85%;" ><span style="color: rgb(0, 0, 255);font-family:Verdana;font-size:85%;" ><img src="http://i681.photobucket.com/albums/vv179/masluhur/70persen300x250.gif" border="0" /></span></span></a></p> <p class="banner_code_text"> <span style="color: rgb(0, 0, 255);font-family:Verdana;font-size:85%;" > <a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit"></a></span>Silahkan anda pilih atau bergabung semuanya, semakin banyak program semakin bayak sumber penghasilan kita tentunya.</p>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-22603952901823477582010-06-23T13:10:00.005+07:002010-06-23T13:10:53.539+07:00Askep Klien dengan Waham<br /><br />A. Masalah Utama : Perubahan isi pikir : waham<br /><br />B. Pengertian<br />Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (1).<br /><br />Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung (2).<br /><br /><br />C. Proses terjadinya masalah<br />1. Penyebab<br />Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.(3)<br /><br />2. Akibat<br />Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.<br /><br /><br />D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji<br />1. Masalah keperawatan :<br />a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan<br />b. Kerusakan komunikasi : verbal<br />c. Perubahan isi pikir : waham<br />d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.<br /><br />2. Data yang perlu dikaji :<br />a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan<br /><br /><br /><br />1). Data subjektif<br />Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri<br /><br />2). Data objektif<br />Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.<br /><br /><br />b. Kerusakan komunikasi : verbal<br />1). Data subjektif<br />Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik<br />2). Data objektif<br />Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata kurang<br /><br />c. Perubahan isi pikir : waham ( ………….)<br />1). Data subjektif :<br />Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.<br />2). Data objektif :<br />Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung<br /><br /><br />d. Gangguan harga diri rendah<br />1). Data subjektif<br />Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri<br />2). Data objektif<br />Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup<br /><br /><br />E. Diagnosa Keperawatan<br />a. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham<br />b. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham<br />c. Perubahan isi pikir : waham (……………..) berhubungan dengan harga diri rendah.<br /><br /><br /><br />F. Rencana Keperawatan<br />Diagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbalberhubungan dengan waham<br />1. Tujuan umum :<br />Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal<br /><br />2. Tujuan khusus :<br />a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat<br />Tindakan :<br />1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).<br />2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.<br />3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.<br />4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.<br /><br /><br />b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki<br />Tindakan :<br />1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.<br />2. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.<br />3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).<br />4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.<br /><br /><br /><br />c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi<br />Tindakan :<br />1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.<br />2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah)<br />3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.<br />4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).<br />5. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.<br /><br /><br /><br />d. Klien dapat berhubungan dengan realitas<br />Tindakan :<br />1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).<br />2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.<br />3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien<br /><br /><br /><br />e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar<br />Tindakan :<br />1. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat<br />2. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).<br />3. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan<br />4. ٱ Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.<br /><br />f. Klien dapat dukungan dari keluarga<br />Tindakan :<br />• Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.<br />• Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.<br /><br />Diagnosa Keperawatan 2: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham<br />a. Tujuan Umum:<br />Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.<br /><br />b. Tujuan Khusus:<br />1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.<br />Tindakan:<br />1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.<br />2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.<br />3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.<br />4. Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak menjawab.<br /><br />2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.<br />Tindakan:<br />• Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.<br />• Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.<br />• Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.<br /><br />3. Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.<br />Tindakan :<br />• Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.<br />• Observasi tanda perilaku kekerasan.<br />• Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami klien.<br /><br />4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.<br />Tindakan:<br />1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.<br />2. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.<br />3. Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?"<br /><br /><br />5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.<br />Tindakan:<br />• Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.<br />• Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.<br />• Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.<br /><br />6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.<br />Tindakan :<br />• Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.<br />• Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.<br />• Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung<br />• Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.<br /><br />7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.<br />Tindakan:<br />• Bantu memilih cara yang paling tepat.<br />• Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.<br />• Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.<br />• Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.<br />• Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.<br /><br />8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.<br />Tindakan :<br />• Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga.<br />• Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.<br /><br /><br />9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).<br />Tindakan:<br />1. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping)<br />2. Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).<br />3. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.<br /><br />Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan isi pikir : waham ( …….. ) berhubungan dengan harga diri rendah<br />1. Tujuan umum :<br />Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya.<br />2. Tujuan khusus :<br />a. Klien dapat membina hubungan saling percaya<br />Tindakan :<br />• Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)<br />• Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya<br />• Sediakan waktu untuk mendengarkan klien<br />• Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri<br /><br />b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br />Tindakan :<br />• Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br />• Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis<br />• Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br /><br />c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan<br />Tindakan :<br />• Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br />• Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah<br /><br />d. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki<br />Tindakan :<br />• Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan<br />• Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien<br />• Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan<br /><br />e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan<br />Tindakan :<br />• Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan<br />• Beri pujian atas keberhasilan klien<br />• Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah<br /><br />f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada<br />Tindakan :<br />• Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien<br />• Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat<br />• Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah<br />• Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga<br /><br /><br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />1. Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003<br />2. Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999<br />3. Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung: RSJP.2000<br />4. Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998<br />5. …………..Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang. 20 – 22 Novembr 2004. unpublished<br /><br />AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-24667685698447316372010-06-23T13:10:00.003+07:002010-06-23T13:10:41.576+07:00Askep Klien dengan Waham<br /><br />A. Masalah Utama : Perubahan isi pikir : waham<br /><br />B. Pengertian<br />Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (1).<br /><br />Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung (2).<br /><br /><br />C. Proses terjadinya masalah<br />1. Penyebab<br />Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.(3)<br /><br />2. Akibat<br />Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.<br /><br /><br />D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji<br />1. Masalah keperawatan :<br />a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan<br />b. Kerusakan komunikasi : verbal<br />c. Perubahan isi pikir : waham<br />d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.<br /><br />2. Data yang perlu dikaji :<br />a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan<br /><br /><br /><br />1). Data subjektif<br />Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri<br /><br />2). Data objektif<br />Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.<br /><br /><br />b. Kerusakan komunikasi : verbal<br />1). Data subjektif<br />Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik<br />2). Data objektif<br />Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata kurang<br /><br />c. Perubahan isi pikir : waham ( ………….)<br />1). Data subjektif :<br />Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.<br />2). Data objektif :<br />Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung<br /><br /><br />d. Gangguan harga diri rendah<br />1). Data subjektif<br />Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri<br />2). Data objektif<br />Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup<br /><br /><br />E. Diagnosa Keperawatan<br />a. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham<br />b. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham<br />c. Perubahan isi pikir : waham (……………..) berhubungan dengan harga diri rendah.<br /><br /><br /><br />F. Rencana Keperawatan<br />Diagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbalberhubungan dengan waham<br />1. Tujuan umum :<br />Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal<br /><br />2. Tujuan khusus :<br />a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat<br />Tindakan :<br />1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).<br />2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.<br />3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.<br />4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.<br /><br /><br />b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki<br />Tindakan :<br />1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.<br />2. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.<br />3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).<br />4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.<br /><br /><br /><br />c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi<br />Tindakan :<br />1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.<br />2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah)<br />3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.<br />4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).<br />5. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.<br /><br /><br /><br />d. Klien dapat berhubungan dengan realitas<br />Tindakan :<br />1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).<br />2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.<br />3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien<br /><br /><br /><br />e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar<br />Tindakan :<br />1. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat<br />2. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).<br />3. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan<br />4. ٱ Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.<br /><br />f. Klien dapat dukungan dari keluarga<br />Tindakan :<br />• Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.<br />• Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.<br /><br />Diagnosa Keperawatan 2: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham<br />a. Tujuan Umum:<br />Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.<br /><br />b. Tujuan Khusus:<br />1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.<br />Tindakan:<br />1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.<br />2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.<br />3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.<br />4. Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak menjawab.<br /><br />2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.<br />Tindakan:<br />• Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.<br />• Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.<br />• Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.<br /><br />3. Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.<br />Tindakan :<br />• Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.<br />• Observasi tanda perilaku kekerasan.<br />• Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami klien.<br /><br />4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.<br />Tindakan:<br />1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.<br />2. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.<br />3. Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?"<br /><br /><br />5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.<br />Tindakan:<br />• Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.<br />• Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.<br />• Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.<br /><br />6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.<br />Tindakan :<br />• Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.<br />• Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.<br />• Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung<br />• Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.<br /><br />7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.<br />Tindakan:<br />• Bantu memilih cara yang paling tepat.<br />• Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.<br />• Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.<br />• Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.<br />• Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.<br /><br />8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.<br />Tindakan :<br />• Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga.<br />• Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.<br /><br /><br />9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).<br />Tindakan:<br />1. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping)<br />2. Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).<br />3. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.<br /><br />Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan isi pikir : waham ( …….. ) berhubungan dengan harga diri rendah<br />1. Tujuan umum :<br />Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya.<br />2. Tujuan khusus :<br />a. Klien dapat membina hubungan saling percaya<br />Tindakan :<br />• Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)<br />• Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya<br />• Sediakan waktu untuk mendengarkan klien<br />• Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri<br /><br />b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br />Tindakan :<br />• Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br />• Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis<br />• Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br /><br />c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan<br />Tindakan :<br />• Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br />• Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah<br /><br />d. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki<br />Tindakan :<br />• Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan<br />• Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien<br />• Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan<br /><br />e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan<br />Tindakan :<br />• Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan<br />• Beri pujian atas keberhasilan klien<br />• Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah<br /><br />f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada<br />Tindakan :<br />• Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien<br />• Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat<br />• Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah<br />• Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga<br /><br /><br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />1. Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003<br />2. Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999<br />3. Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung: RSJP.2000<br />4. Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998<br />5. …………..Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang. 20 – 22 Novembr 2004. unpublished<br /><br />AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-20914555478092867472010-06-23T13:10:00.001+07:002010-06-23T13:10:34.509+07:00Askep Klien dengan Waham<br /><br />A. Masalah Utama : Perubahan isi pikir : waham<br /><br />B. Pengertian<br />Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (1).<br /><br />Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung (2).<br /><br /><br />C. Proses terjadinya masalah<br />1. Penyebab<br />Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.(3)<br /><br />2. Akibat<br />Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.<br /><br /><br />D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji<br />1. Masalah keperawatan :<br />a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan<br />b. Kerusakan komunikasi : verbal<br />c. Perubahan isi pikir : waham<br />d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.<br /><br />2. Data yang perlu dikaji :<br />a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan<br /><br /><br /><br />1). Data subjektif<br />Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri<br /><br />2). Data objektif<br />Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.<br /><br /><br />b. Kerusakan komunikasi : verbal<br />1). Data subjektif<br />Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik<br />2). Data objektif<br />Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata kurang<br /><br />c. Perubahan isi pikir : waham ( ………….)<br />1). Data subjektif :<br />Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.<br />2). Data objektif :<br />Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung<br /><br /><br />d. Gangguan harga diri rendah<br />1). Data subjektif<br />Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri<br />2). Data objektif<br />Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup<br /><br /><br />E. Diagnosa Keperawatan<br />a. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham<br />b. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham<br />c. Perubahan isi pikir : waham (……………..) berhubungan dengan harga diri rendah.<br /><br /><br /><br />F. Rencana Keperawatan<br />Diagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbalberhubungan dengan waham<br />1. Tujuan umum :<br />Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal<br /><br />2. Tujuan khusus :<br />a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat<br />Tindakan :<br />1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).<br />2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.<br />3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.<br />4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.<br /><br /><br />b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki<br />Tindakan :<br />1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.<br />2. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.<br />3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).<br />4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.<br /><br /><br /><br />c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi<br />Tindakan :<br />1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.<br />2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah)<br />3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.<br />4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).<br />5. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.<br /><br /><br /><br />d. Klien dapat berhubungan dengan realitas<br />Tindakan :<br />1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).<br />2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.<br />3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien<br /><br /><br /><br />e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar<br />Tindakan :<br />1. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat<br />2. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).<br />3. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan<br />4. ٱ Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.<br /><br />f. Klien dapat dukungan dari keluarga<br />Tindakan :<br />• Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.<br />• Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.<br /><br />Diagnosa Keperawatan 2: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham<br />a. Tujuan Umum:<br />Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.<br /><br />b. Tujuan Khusus:<br />1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.<br />Tindakan:<br />1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.<br />2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.<br />3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.<br />4. Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak menjawab.<br /><br />2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.<br />Tindakan:<br />• Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.<br />• Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.<br />• Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.<br /><br />3. Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.<br />Tindakan :<br />• Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.<br />• Observasi tanda perilaku kekerasan.<br />• Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami klien.<br /><br />4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.<br />Tindakan:<br />1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.<br />2. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.<br />3. Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?"<br /><br /><br />5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.<br />Tindakan:<br />• Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.<br />• Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.<br />• Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.<br /><br />6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.<br />Tindakan :<br />• Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.<br />• Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.<br />• Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung<br />• Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.<br /><br />7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.<br />Tindakan:<br />• Bantu memilih cara yang paling tepat.<br />• Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.<br />• Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.<br />• Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.<br />• Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.<br /><br />8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.<br />Tindakan :<br />• Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga.<br />• Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.<br /><br /><br />9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).<br />Tindakan:<br />1. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping)<br />2. Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).<br />3. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.<br /><br />Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan isi pikir : waham ( …….. ) berhubungan dengan harga diri rendah<br />1. Tujuan umum :<br />Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya.<br />2. Tujuan khusus :<br />a. Klien dapat membina hubungan saling percaya<br />Tindakan :<br />• Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)<br />• Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya<br />• Sediakan waktu untuk mendengarkan klien<br />• Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri<br /><br />b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br />Tindakan :<br />• Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br />• Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis<br />• Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br /><br />c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan<br />Tindakan :<br />• Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki<br />• Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah<br /><br />d. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki<br />Tindakan :<br />• Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan<br />• Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien<br />• Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan<br /><br />e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan<br />Tindakan :<br />• Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan<br />• Beri pujian atas keberhasilan klien<br />• Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah<br /><br />f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada<br />Tindakan :<br />• Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien<br />• Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat<br />• Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah<br />• Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga<br /><br /><br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />1. Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003<br />2. Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999<br />3. Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung: RSJP.2000<br />4. Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998<br />5. …………..Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang. 20 – 22 Novembr 2004. unpublished<br /><br />AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-54191152217112435342010-05-31T10:42:00.006+07:002010-08-28T10:16:50.095+07:00Investasi Bunga 70% ber garansiSaya kali ini mempunyai info yang menurut saya sangat menarik dan harus anda lakukan juga. beberapa minggu kemarin saya browsing tanpa sengaja saya membuka halaman <a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit">www.70persen.com</a>.<br /><br />Sebelumnya saya TIDAK PERNAH TERTARIK bisnis internet bahkan saya sudah coba ikut PTC-PTC Baik dalam maupun luar negeri , memasang iklan seperti kumpulblogger, camp adsence dll, tetapi hasilnya TIDAK OPTIMAL.<br /><br />Dan setelah saya MENEMUKAN <a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit">METODE BISNIS INI</a> kemudian saya pelajari akhirnya saya tertarik dan mengikuti program tersebut. pertama kali saya berfikir uang Rp 200 ribu adalah uang yang BANYAK, tapi setelah saya membaca banyak sekali yang didapatkan dari uang tersebut misalnya dengan mengikuti program ini akan mendapatkan ebook-ebook yang bermutu dan software yang berguna, saya jadi berfikir WALAUPUN NANTINYA uang saya YIDAK KEMBALI saya MASIH MENDAPATKAN BANYAK SEKALI EBOOK DAN SOFTWARE BERMUTU yang kalo dihitung harganya lebih dari Rp. 200 Ribu rupiah.<br /><br />Mungkin saya tidak perlu memaparkan secara panjang lebar karena jika anda membuka <a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit">disini</a>. saya yakin anda akan bisa memahami sendiri. PERLU DIKETAHUI BAHWA USAHA INI MEMANG TIDAK MUDAH TETAPI BUKAN BERARTI TIDAK BISA DILAKUKAN.<br />Dibawah ini sedikit saya cuplikan tentang INVESTASI di <a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit">www.70persen.com</a>,<br /><br />SEBAGAI BERIKUT:<br />Kemudahan program investasi<a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit"> 70persen.com</a> Berikut adalah beberapa kemudahan dalam menjalankan program 70persen.com:<br /><br /> 1. Sistem yang simpel dan fair.<br /> 2. Tidak harus mempunyai komputer. Dalam menjalankan program ini anda hanyalah cukup menggunakan fasilitas warnet.<br />3.Tidak perlu mempelajari Ebook / panduan yang berbelit-belit.<br />4. Berlaku untuk semua pemegang rekening seluruh bank yang ada di Indonesia.<br />5. Modal investasi awal hanyalah Rp. 200.000,- dibayar sekali untuk hak keanggotaan seumur hidup. Ya nilai Rp. 200.000,- bukanlah nilai yang kecil, tapi bukan juga nilai yang mahal dibandingkan dengan peluang hasil yang akan anda dapatkan.<br />6.Tanpa cari downline pun berpeluang mendapatkan hasil. Karena adanya sistem random investor sponsor.<br />5. Mendapatkan 2 member sudah balik modal bahkan sudah untung Rp. 80.000,-<br />6. FULL SUPORT dari pengelola. Anda bisa berkonsultasi langsung chatting via YM dengan pengelola setiap saat. Pengelola online setiap hari jam kerja pukul 10 pagi sampai dengan pukul 5 sore<br /><br /><span style="font-size:130%;">Untuk lebih lengkapnya silahkan anda kunjungi web saya di<a href="http://www.70persen.com/?id=ladangduit"> http://www.70persen.com/?id=ladangduit</a></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-53708623756865775992009-12-05T11:18:00.003+07:002009-12-05T11:29:04.462+07:00Cara meningkatkan traffic dan popularitas blogIngin meningkatkan traffic pengunjung dan popularity web anda secara cepat dan tak terbatas...?...<br />Serahkan pada saya..., Saya akan melakukannya untuk anda GRATIS...!<br /><span id="fullpost"><br />Mohon baca baik-baik lalu terapkan dengan benar....<br /><br />Sebuah filosofi mengatakan "Honesty is The Best Policy (Kejujuran adalah politik/strategi terbaik)" , inilah yang akan kita buktikan....apakah konsep kejujuran bisa kita olah menghasilkan traffic dan popularity yang lebih hebat dari konsep rumit para expert webmaster atau pakar SEO..?...<br />Saya yakin bisa asal konsep ini di jalankan dengan benar...,bila ini di terapkan pada web anda sesuai ketentuan maka:<br />-web anda akan kebanjiran traffic pengunjung secara luar biasa hari demi hari, tanpa perlu repot-repot memikirkan SEO atau capek-capek promosi keberbagai tempat di dunia internet.<br />-Web anda akan kebanjiran backlink secara luarbiasa hari demi hari, tanpa perlu repot-repot berburu link keberbagai tempat di dunia internet.<br /><br />Jika Albert Einstein memakai persamaan e=mc2 untuk menggabungkan potensi masa dan kecepatan cahaya untuk menghasilkan energi nuklir yang luar biasa itu ,maka kita akan memakai persamaan t=v1+v2 untuk mnggabungkan potensi web saya dan web anda untuk menghasilkan traffic dan popularity yang luar biasa pula.<br /><br />Jika Einstein menggunakan atom plutonium dan uranium untuk membuat bom nuklir, maka kita menggunakan Kejujuran dan ketepatan untuk membuat bom traffic dan popularity ini.<br /><br />Yang perlu anda lakukan adalah ikuti langkah-langkah berikut :<br /><br />1-Buat posting artikel seperti posting saya ini, atau copy-paste posting ini dan juga diberi berjudul : t=v1+v2 ,Cara meningkatkan traffic dan popularity dengan cepat dan alami<br /><br />2-Selanjutnya Copy atau buat KALIMAT SAKTI yang ada di bawah nomor 4 ini lalu pasang di web anda pada bagian yang paling mudah dilihat pengunjung, misalnya di bagian atas sidebar<br /><br />3-Pindahkan atau ganti link atau alamat url posting saya (<a href="http://askep-akper.blogspot.com/">disini-1</a>) menggantikan alamat url rekan saya (<a href="http://akperppnisolojateng.blogspot.com/">disini-2</a>).<br />dari contoh diatas kalo anda klik tulisan disini-1 akan tetap di blog ini, tapi kalo anda klik disini-2 akan berpindah di blog saya yang lainnya. jadi caranya saat anda posting buat tautan untuk disini-1 beri link ke blog anda dan disini-2 beri link ke blog saya ini.<br />-untuk mengetahui alamat url posting saya dan posting yang anda buat adalah bisa dengan meng-klik judul/title posting yang kita buat ini.<br /><br />4-Lalu isi alamat url posting anda pada pada disini-1 tadi. Jadi anda melakukan publish (terbitkan) 2 kali, setelah posting ini selesai anda buat lalu di terbitkan, dan lalu anda klik pada title (judul) posting untuk mengambbil/meng-copy alamat url posting anda dari address bar browser anda, lalu anda edit lagi posting tadi dan masukan pada link disini-1 itu.<br /><br />Berikut tulisan "KALIMAT SAKTI" yang perlu anda pasang di bagian web anda (setelah di ganti link url-nya sesuai ketentuan di atas)<br /><br />"Ingin meningkatkan traffic pengunjung dan popularity web anda secara cepat dan tak terbatas...?...<br />Serahkan pada saya..., Saya akan melakukannya untuk anda GRATIS...!..Klik disini-1 dan disini-2"<br />-Jadi setelah KALIMAT SAKTI ini di letakan di web anda maka: jika pengunjung meng-klik link disini-1 akan menuju link posting anda, dan jika meng-klik disini-2 akan menuju link posting saya...dan seterusnya kan terus terjadi mata rantai yang tak terputus seperti itu...<br /><br />5-Di bawah ini ada 2 link :link anda (link web saya sekarang) dan link saya (link web rekan saya sekarang) . Maka ganti (alamatnya) "link anda" dengan "link url web anda" dan "link saya dengan link url web saya" (link rekan saya di hapus).<br />link anda<br />link saya<br /><br />6-Selesai, siapkan counter tracker dan pengecek link misalnya sitemeter dan technorati untuk melihat hasil banjir traffic dan linkback web anda.<br /><br /><br />Apa itu t=v1+t2...?<br />t : Jumlah traffic yang akan di peroleh web anda dalam suatu hari<br />v1 : Jumlah pengunjung web anda dalam suatu hari<br />v2: Jumlah pengunjung yang dimiliki v1 (pengunjung dari pengunjung web anda) dalam suatu hari.<br /><br />Traffic:<br />Misalnya, web saya ini atau web anda dalam sehari memiliki rata-rata pengunjung 50 orang.., dan semuanya menerapkan konsep kita ini (KALIMAT SAKTI) dengan benar, dan dari 50 orang itu masing-masing memiliki 50 orang pula pengunjung dari blog-nya , maka web kita akan berpeluang di kunjungi 50 ditambah 50 x 50 orang pada hari itu = 2550 orang , dan akan berpeluang terus meningkat pula hari demi hari ,karena setiap hari selalu ada pengunjung baru di dunia internet, setiap hari juga ada blogger atau web baru di dunia internet...BUKTIKAN<br /><br />Popularity:<br />Misalnya, web kita memiliki pengunjung 50 orang dalam suatu hari, dan semuannya menerapkan konsep ini , maka dalam hari itu web anda akan mendapatkan 100 linkback ke web anda, yaitu sebuah link pada KALIMAT SAKTI dan sebuah link pada link saya di kalikan 50. dan akan berpeluang meningkat terus hari demi hari....<br /><br />Kenapa perlu di buat link link anda dan link saya pada posting...?<br />...hal ini untuk menjaga keabadian link kita, karena seperti kita tau link pada posting lebih kecil kemungkinannya terhapus....<br /><br />Bisakah kita berbuat tidak fair atau tidak jujur menyabotase konsep ini, misalnya "menghilangkan semua link asal" lalu di isi dengan web/blog kita sendiri...? ....Bisa, dan konsep ini tidak akan menjadi maksimal untuk membuktikanKejujuran adalah strategi/politik terbaik.....Tapi saya yakin bahwa kita semua tak ingin menjatuhkan kredibilitas diri sendiri dengan melakukan tindakan murahan seperti itu...<br />-------------Selesai-------------<br /><br />Jadi silahkan kalian copy seluruh tulisan dari mulai tanda<br />"---------------- Copy mulai disini------------------"<br />sampai<br />"-------------Selesai-------------"<br /><br />Itu tadi adalah artikel yang aku dapatkan, tanpa mengubah (sedikit se..he..he..).<br /><br /><br /></span><a href="http://askep-akper.blogspot.con/"></a>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-78669125455207288182009-11-09T11:30:00.004+07:002009-11-09T11:39:14.883+07:00KISI KISI SOAL UAS KEP. KOMUNITAS S1 USSBAGI mahasiswa S1 USS yang ingin kisi kisi soal mata kuliah keperawatan komunitas <br /><span id="fullpost"><br />SILAHKAN <br /><a href="http://www.ziddu.com/download/7282592/KISISOAL.doc.html" target="_blank"><img border="0" view¤t="cooltext428298187.gif" = alt="download,gratis" src="http://i487.photobucket.com/albums/rr234/jokowa/cooltext428298187.gif" target="_blank"/></a><br />TERIMA KASIH<br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-45486297330291989772009-11-04T12:14:00.000+07:002009-11-04T12:15:45.441+07:00CAMPAK, MEASLES, RUBEOLAPenyakit Campak adalah satu penyakit berjangkit. Campak (Rubeola, Campak 9 hari) atau dikenal dengan sebutan Gabagen (dalam bahasa Jawa); atau Kerumut (dalam bahasa Banjar). Dalam istilah medisnya disebut juga dengan Morbili, Measles. <br />Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit).<br /><span id="fullpost"><br /><br />Penyebab<br /><br />Penyebabnya virus morbili (paramiksovirus).<br />Virus ini terdapat dalam darah dan sekret (cairan) nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir.<br /><br />Cara penularan melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili/campak.<br />Artinya, seseorang dapat tertular Campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau di mana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.<br />Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.<br />Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). <br /><br />Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah:<br />• bayi berumur lebih dari 1 tahun <br />• bayi yang tidak mendapatkan imunisasi <br />• remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua. <br /><br />Gejala<br /><br />Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari (referensi lain menyebutkan sekitar 10-20 hari) setelah terinfeksi, yaitu berupa: - nyeri tenggorokan - hidung meler - batuk - nyeri otot - demam - mata merah - fotofobia (rentan terhadap cahaya, silau). Namun, gejala ini tidak semuanya terjadai pada tiap penderita tergatnung dari stamina masing-masing.<br /><br />Gejala klinis dibagi menjadi 3 stadium, yakni:<br />• Stadium awal (prodromal) <br />• Stadium timbulnya bercak (erupsi) <br />• Stadium masa penyembuhan (konvalesen) <br /><br />Stadium awal (prodromal)<br />Pada umumnya berlangsung sekitar 4-5 hari, ditandai dengan: panas, lemas (malaise), nyeri otot, batuk, pilek, mata merah, fotofobia (takut cahaya), diare karena adanya peradangan saluran pernapasan dan pencernaan.<br />Pada stadium ini, gejalanya mirip influenza.<br />Namun diagnosa ke arah Morbili dapat dibuat bila 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik).di dinding pipi bagian dalam (mukosa bukalis) dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam 2 minggu terakhir.<br /><br />Stadium timbulnya bercak (erupsi)<br />Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul terjadi sekitar 2-5 hari setelah stadium awal. Ditandai dengan: demam meningkat, bercak merah menyebar ke seluruh tubuh, disertai rasa gatal. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar. Selanjutnya gejala tersebut akan menghilang sekitar hari ketiga.<br />Kadang disertai diare dan muntah.<br />Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.<br />Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.<br /><br />Stadium masa penyembuhan (konvalesen)<br />Pada stadium ini, gejala-gejala di atas berangsur menghilang. Suhu tubuh menjadi normal, kecuali ada komplikasi.<br /><br />Komplikasi<br /><br />Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Namun komplikasi dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:<br />1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah <br />2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan <br />3. Ensefalitis (radang otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus. <br />4. Bronkopnemonia (infeksi saluran napas) <br />5. Otitis Media (infeksi telinga) <br />6. Laringitis (infeksi laring) <br />7. Diare <br />8. Kejang Demam (step) <br /><br />Diagnosa <br /><br />Untuk mendiagnosa dapat dilakukan dengan:<br />• Secara klinis, yakni berdasarkan riwayat timbulnya penyakit (anamnesa) dan pemeriksaan fisik (physic diagnostic) seperti berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas.<br />• Pemeriksaan Penunjang, antara lain: pemeriksaan darah, serologis dan biakan virus (mahal). <br /><br />Diagnosa Banding<br />Artinya, kemungkinan penyakit lain yang mirip dengan Campak, diantaranya:<br />• German measles <br />• Eksantema subitum <br />• Infeksi virus lain <br />• Infeksi Stafilokokus, dan lain-lain. <br /><br />Pengobatan<br /><br />Sebenarnya tidak ada pengobatan khusus untuk campak. <br /><br />Ada dua cara pengobatannya. Untuk Campak dalam kondisi yang tidak berbahaya, cukup dengan:<br />• Rawat jalan <br />• Cukup mengkonsumsi cairan dan kalori <br />• Pengobatan simptomatis, artinya mengurangi gejalanya saja, semisal: obat penurun panas (parasetamol / asetaminofen), obat batuk, dan lainnya. Yang terpenting adalah memperbaiki keadaan umum. <br />• Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotic.<br /><br />Dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya:<br />Perlu rawat inap (opname)<br />Penatalaksanaan sesuai Standard Operational Procedure (sop) atau Prosedur Tetap.<br />Yang ini Pre Memori aja ya. (PM)<br /><br />Pencegahan<br /><br />Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi/campuran dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps/gondongan, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.<br />Jika hanya mengandung campak, vaksin campak untuk bayi diberikan pada usia 9 bulan. <br />**disadur dari beberapa sumber**<br /><br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-22501172103176828982009-11-04T10:20:00.002+07:002009-11-04T10:23:43.774+07:00KUMPULAN MATERI KOMUNITASBagi mahasiswa yang menginginkan materi Komunitas silahkan klik download pada tautan dibawah. Terima Kasih<br /><span id="fullpost"><br /><a href="http://www.ziddu.com/download/7211148/MateriKuliahKomunitasS1.pdf.html" target="_blank"><img current="cooltext428298187.gif" src="http://i487.photobucket.com/albums/rr234/jokowa/cooltext428298187.gif" target="_blank" border="0" /></a><br /><br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-25979560632827289502009-09-26T10:05:00.000+07:002009-09-26T10:06:27.252+07:00ASKEP KLIEN DENGAN DISPEPSIAAsuhan keperawatan Klien dengan Dispepsia adalah kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488)<br /><br /><span id="fullpost"><br /><br /> Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu:<br />a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya<br /><span id="fullpost"><br />b. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.<br />2. Anatomi dan Fisiologi<br />a. Anatomi<br />Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat dibawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J, dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor, dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura mayor. Sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isis usus halus kedalam lambung.<br />Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :<br />1. lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa. <br />2. Lapisan berotot yang terdiri atas 3 lapisan :<br />a.) Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esophagus.<br />b.) Serabut sirkuler yang palig tebal dan terletak di pylorus serta membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama.<br />c.) Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambunh dan berjalan dari orivisium kardiak, kemudian membelok kebawah melalui kurva tura minor (lengkung kelenjar).<br />3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe. <br />4. Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan/ rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya. Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini mensekresikan mukus. Kelenjar fundus atau gastric terletak di fundus dan pada hampir selurus korpus lambung. Kelenjar gastrik memiliki tipe-tipe utama sel. Sel-sel zimognik atau chief cells mensekresikan pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Sel-sel parietal mensekresikan asam hidroklorida dan faktor intrinsik. Faktor intrinsik diperlukan untuk absorpsi vitamin B 12 di dalam usus halus. Kekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa. Sel-sel mukus (leher) ditemukan dileher fundus atau kelenjar-kelenjar gastrik. Sel-sel ini mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak pada pylorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar gastrik untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen. Substansi lain yang disekresikan oleh lambung adalah enzim dan berbagai elektrolit, terutama ion-ion natrium, kalium, dan klorida.<br />Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mempercabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik dan seliaka. Pengetahuan tentang anatomi ini sangat penting, karena vagotomi selektif merupakan tindakan pembedahan primer yang penting dalam mengobati tukak duodenum.<br />Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di daerah epigastrium. Serabut-serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan sekresi lambung. Pleksus saraf mesentrikus (auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkordinasi aktivitas motoring dan sekresi mukosa lambung.<br />Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu, dan limpa) terutama berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang mempecabangkan cabang-cabang yang mensuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum, serta berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui vena porta.<br />1. Mencerna makanan secara mekanikal.<br />2. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 – 3000 mL gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponene utamanya yaitu mukus, HCL (hydrochloric acid), pensinogen, dan air. Hormon gastrik yang disekresi langsung masuk kedalam aliran darah. <br />3. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein dirobah menjadi polipeptida <br />4. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol, glukosa, dan beberapa obat.<br />5. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung oleh HCL.<br />6. Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung) kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam duodenum, akan terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.<br />3. Etiologi<br />a. Perubahan pola makan<br />b. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama<br />c. Alkohol dan nikotin rokok<br />d. Stres<br />e. Tumor atau kanker saluran pencernaan<br />4. Insiden<br />Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 15 – 30 % orang dewasa pernah mengalami hal ini dalam beberapa hari. Di inggris dan skandinavia dilaporkan angka prevalensinya berkisar 7 – 41 % tetapi hanya 10 – 20 % yang mencari pertolongan medis. Insiden dispepsia pertahun diperkirakan antara 1 – 8 % (Suryono S, et all, 2001 hal 154). Dan dispepsia cukup banyak dijumpai. Menurut Sigi, di negara barat prevalensi yang dilaporkan antara 23 dan 41 %. Sekitar 4 % penderita berkunjung ke dokter umumnya mempunyai keluhan dispepsia. Didaerah asia pasifik, dispepsia juga merupakan keluhan yang banyak dijumpai, prevalensinya sekitar 10 – 20 % (Kusmobroto H, 2003)<br /><br />5. Manifestasi Klinik<br />a. nyeri perut (abdominal discomfort)<br />b. Rasa perih di ulu hati<br />c. Mual, kadang-kadang sampai muntah<br />d. Nafsu makan berkurang<br />e. Rasa lekas kenyang<br />f. Perut kembung<br />g. Rasa panas di dada dan perut<br />h. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)<br />6. Patofisiologi<br />Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.<br />7. Pencegahan<br />Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.<br /><br />8. Penatalaksanaan Medik<br />a. Penatalaksanaan non farmakologis<br />1) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung<br />2) Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres<br />3) Atur pola makan<br />b. Penatalaksanaan farmakologis yaitu:<br />Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo.<br />Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah)<br />9. Test Diagnostik<br />Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain.<br />a. Laboratorium<br />Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.<br />b. Radiologis<br />Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.<br />c. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)<br />Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.<br />d. USG (ultrasonografi)<br />Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan<br />e. Waktu Pengosongan Lambung<br />Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 % kasus.<br />B. Konsep Asuhan Keperawatan<br />1. Pengkajian<br />Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang dilakukan yaitu : Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secar tiba-tiba). (Mansjoer A, 2000, Hal. 488). Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit diperut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain, perasaan panas di dada daerah jantung (heartburn), regurgitasi, kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan beberapa keluhan lainnya (Warpadji Sarwono, et all, 1996, hal. 26)<br />2. Dampak Dispepsia Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia<br />3. Diagnosa Keperawatan<br />Menurut Inayah (2004) bahwa diagnosa keperawatan yang lazim timbul pada klien dengan dispepsia.<br />a. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.<br />b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, anoreksia.<br />c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah<br />d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya<br />4. Rencana Keperawatan<br />Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menngulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan.<br />a. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.<br />Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri<br /><br />INTERVENSI RASIONAL<br />1. Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0 – 10)<br />2. Berikan istirahat dengan posisi semifowler<br />3. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam lambung<br />4. Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya<br />5. Observasi TTV tiap 24 jam<br />6. Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi<br />7. Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik 1. Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan<br />2. Dengan posisi semi-fowler dapat menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang<br />3. dapat menghilangkan nyeri akut/hebat dan menurunkan aktivitas peristaltik<br />4. mencegah terjadinya perih pada ulu hati/epigastrium<br />5. sebagai indikator untuk melanjutkan intervensi berikutnya<br />6. Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol<br />7. Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah kerjasama dengan intervensi terapi lain<br />b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, anoreksia.<br />Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi<br />INTERVENSI RASIONAL<br />1. Pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap jam secara adekuat<br />2. Timbang BB klien<br />3. Berikan makanan sedikit tapi sering<br />4. Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/rnuntah atau diare.<br />5. Kaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai.<br />6. Monitor intake dan output secara periodik.<br />7. Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan medikasi. Awasi frekuensi, volume, konsistensi Buang Air Besar (BAB). 1. Untuk mengidentifikasi indikasi/perkembangan dari hasil yang diharapkan<br />2. Membantu menentukan keseimbangan cairan yang tepat<br />3. meminimalkan anoreksia, dan mengurangi iritasi gaster<br />4. Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan<br />5. Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake diet klien.<br />6. Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan<br />7. Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk meningkatkan intake nutrisi.<br />c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah<br />Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan prilaku yang perlu untuk memperbaiki defisit cairan, dengan kriteria mempertahankan/menunjukkan perubaan keseimbangan cairan, dibuktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.<br />INTERVENSI RASIONAL<br />1. Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, status membran mukosa, turgor kulit<br />2. Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan akurat<br />3. Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan laksatif/diuretik<br />4. Identifikasi rencana untuk meningkatkan/mempertahankan keseimbangan cairan optimal misalnya : jadwal masukan cairan<br />5. Berikan/awasi hiperalimentasi IV 1. Indikator keadekuatan volume sirkulasi perifer dan hidrasi seluler<br />2. Klien tidak mengkomsumsi cairan sama sekali mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit<br />3. Membantu klien menerima perasaan bahwa akibat muntah dan atau penggunaan laksatif/diuretik mencegah kehilangan cairan lanjut<br />4. Melibatkan klien dalam rencana untuk memperbaiki keseimbangan untuk berhasil<br />5. Tindakan daruat untuk memperbaiki ketidak seimbangan cairan elektroli<br />d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya<br />Tujuan : Mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan kecemasan, dengan kriteria menyatakan pemahaman tentang penyakitnya.<br />INTERVENSI RASIONAL<br />1. Kaji tingkat kecemasan<br />2. Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan dengarkan semua keluhannya<br />3. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan<br />4. Berikan dorongan spiritual 1. Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan oleh klien sehingga memudahkan dlam tindakan selanjutnya<br />2. Klien merasa ada yang memperhatikan sehingga klien merasa aman dalam segala hal tundakan yang diberikan<br />3. Klien memahami dan mengerti tentang prosedur sehingga mau bekejasama dalam perawatannya.<br />4. Bahwa segala tindakan yang diberikan untuk proses penyembuhan penyakitnya, masih ada yang berkuasa menyembuhkannya yaitu Tuhan Yang Maha Esa.<br /><br />5. Evaluasi<br />Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap tujuan apakah masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan intervensi<br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br />Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2 Jakarta, EGC<br />Inayah Iin, 2004, Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan, edisi pertama, Jakarta, Salemba Medika.<br />Manjoer, A, et al, 2000, Kapita selekta kedokteran, edisi 3, Jakarta, Medika aeusculapeus<br />Suryono Slamet, et al, 2001, buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 2, edisi , Jakarta, FKUI<br />Doengoes. E. M, et al, 2000, Rencana asuhan keperawatan, edisi 3 Jakarta, EGC<br />Price & Wilson, 1994, Patofisiologi, edisi 4, Jakarta, EGC<br />Warpadji Sarwono, et al, 1996, Ilmu penyakit dalam, Jakarta, FKUI<br /><br />UNTUK DOWNLAOD ASKEP DISPEPSIA LENGKAP <a href="http://www.ziddu.com/download/6650288/ASKEPKLIENDENGANDISPEPSIA.doc.html"> ASKEP DISPEPSIA </a><br /><br /><br /></span><br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-74481986189762060942009-09-12T08:43:00.004+07:002009-09-12T09:44:07.809+07:00Kisi-Kisi Soal UTS Kep. KomunitasBerikut ini kisi - kisi soal yang diujikan dalan Ujian Tengah semester pada mata kuliah Keperawatan Komunitas<br /><span id="fullpost"><br />Untuk mendapatkan kisi-kisi soalnya silahkan klik Download<br /><a href="http://www.ziddu.com/download/6466737/Kisi-KisiUTSKepKom.doc.html" target="_blank"><img current="cooltext428298187.gif" src="http://i487.photobucket.com/albums/rr234/jokowa/cooltext428298187.gif" target="_blank" border="0" /></a><br /><br /><br />Terima kasih<br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-23503086087097702092009-09-04T06:27:00.002+07:002009-09-04T06:27:00.468+07:00Askep BronchopneumoniaAsuhan Keperawatan(askep)klien dengan bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572)<br /><br />Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi. (Sylvia A. Price & Lorraine M.W, 1995 : 710)<br /><br /><span id="fullpost"><br />Menurut Whaley & Wong, Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobulus, disebut juga pneumonia lobaris.<br /><br />Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-barcak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.(Sudigdiodi dan Imam Supardi, 1998)<br /><br />Untuk mendaptakan askep Brochopneumonia yang lebih lengkap silahkan download di bawah ini gratis.<br/><br /><a href='http://www.ziddu.com/download/6319610/ASKEPBRONCHOPNEUMONIA.doc.html'>Askep klien dengan Bronchopneumonia </a><br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-53520497456992071562009-09-03T07:19:00.001+07:002009-09-03T07:19:00.345+07:00Askep Klien dengan FrakturAskep Fraktur atau patah tulang adalah suatu p[emberian asuhan keperawatan pada klien yang mengalami terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000). Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans and Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Pernyataan ini sama yang diterangkan dalam buku Luckman and Sorensen’s Medical Surgical Nursing.<br /> <br /><br /><br />Jenis jenis Fraktur antara lain :<br /><br />Patah Tulang Tertutup<br /><br />Didalam buku Kapita Selekta Kedokteran tahun 2000, diungkapkan bahwa patah tulang tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Pendapat lain menyatidakan bahwa patah tulang tertutup adalah suatu fraktur yang bersih (karena kulit masih utuh atau tidak robek) tanpa komplikasi (Handerson, M. A, 1992).<br /> <br /><br />Patah Tulang Humerus<br /><br />Adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang humerus yang terbagi atas : <br /><br />1) Fraktur Suprakondilar Humerus<br />2) Fraktur Interkondiler Humerus <br />3) Fraktur Batang Humerus<br />4) Fraktur Kolum Humerus<br /><br /><br /><span id="fullpost"><br />Berdasarkan mekanisme terjadinya fraktur :<br />1) Tipe Ekstensi : <br />Trauma terjadi ketika siku dalam posisi hiperekstensi, lengan bawah dalam posisi supinasi.<br /><br />2) Tipe Fleksi<br />Trauma terjadi ketika siku dalam posisi fleksi, sedang lengan dalam posisi pronasi.<br />(Mansjoer, Arif, et al, 2000)<br /><br />d Platting<br />Adalah salah satu bentuk dari fiksasi internal menggunakan plat yang terletidak sepanjang tulang dan berfungsi sebagai jembatan yang difiksasi dengan sekrup. <br />Untuk mendapatkan askep Fraktur yang lengkap silahkan download di bawah ini<br/><br /><a href='http://www.ziddu.com/download/6319461/ASKEPFRAKTUR.doc.html'>Askep Klien dengan Fraktur </a><br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-31393553012977940872009-09-02T12:48:00.012+07:002009-09-16T11:04:53.521+07:00Download AskepDisini saya sediakan askep-askep yang bisa di download. <span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:130%;" >Askep ditulis dalam bentuk Ms Word</span> sehingga bisa langsung di pakai atau di edit, berbeda dengan file yang berbentuk PDF, yang agak susah di edit kalo tidak punya softwarenya " PDF Converter" tapi kalo pembaca<span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"> ingin yang format PDF juga ada</span></span> dan bisa anda download. silahkan pilih.<br /><br />Saya akan berterima kasih apabila setelah download mau meng "klik " iklan yang ada, itung-itung sebagai donasi..he..he..<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Cara download: Silahkan Pilih Judul Askep dan Klik Judul Askep Yang Anda Butuhkan</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Download Askep Dengan Format Ms. Word</span><br /><form><span style="font-size:130%;"><select onchange="window.open(this.options[this.selectedIndex].value,'_blank')" name="menu" size="3"><option></option><option value="http://www.ziddu.com/download/6228191/Chefalgia.doc.html"> Chepalgia </option><option value="http://www.ziddu.com/download/6228149/DIAGNOSANANDA.doc.html"> Diagnosa NANDA </option><option value="http://www.ziddu.com/download/6228150/SIROSISHEPATIS.doc.html"> Sirosis Hepatis </option><option value="http://www.ziddu.com/download/6228151/HALUSINASI.doc.html"> Halusinasi </option><option value="http://www.ziddu.com/download/6228152/KONSEPKELUARGA.doc.html"> Konsep Keluarga </option><option value="http://www.ziddu.com/download/6228153/TYPHOID.doc.html"> Thypoid </option><option value="http://www.ziddu.com/download/6228185/askepinfeksisalurankemih.doc.html"> Infeksi Saluran Kemih </option><option value="http://www.ziddu.com/download/6228186/askepvertigo.doc.html"> Vertigo </option><option value="http://www.ziddu.com/download/6228187/askepgagalnapas-ARDS.doc.html"> Gagal napas ARDS </option><br /><option value="http://www.ziddu.com/download/6522837/AskepLeukemia.doc.html">Askep Leukemia </option><br /><option value="http://www.ziddu.com/download/6522938/ASKEPSISTEMCARDIOVASCULER-Disritmia.doc.html">Askep Disritmia </option><br /><option value="http://www.ziddu.com/download/6523079/AskepCiderakepala-Contusiocerebri.doc.html"> Askep Cidera Kepala - Contusio cerebri </option><br /><option value="http://www.ziddu.com/download/6523237/ASKEPKLENANAKDENGANHIODROCHEPALUS.doc.html">Askep Hidrochepalus </option><br /><option value="http://www.ziddu.com/download/6523238/LapPendahuluanTraumakepala.doc.html"> Laporan Pendahuluan Taruma Kepala </option><br /><option value="http://www.ziddu.com/download/6228188/askepTBC.doc.html"> Askep Klien TBC </option><option value="http://www.ziddu.com/download/6228189/askepgagalginjalkronik.doc.html"> Gagal Ginjal Kronik </option><option value="http://www.ziddu.com/download/6228190/askephiperemesisgravidarum.doc.html"> Hiperemesis Gravidarum </option></select></span></form><span id="fullpost"><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(0, 0, 153);"><br />Jika ada yang ingin Askep dalam format PDF silahkan download yang dibawah ini</span></span><br /><form><select onchange="window.open(this.options[this.selectedIndex].value,'_blank')" name="menu" size="3"><option></option><option value="http://www.ziddu.com/download/5332575/askeptypoid.pdf.html">askep typoid </option><option value="http://www.ziddu.com/download/5332574/askepTBC.pdf.html">askep TBC </option><option value="http://www.ziddu.com/download/5303634/askep klien dengan hiperemesesgravidarum.doc.html">askep Hiperemesis gravidarum </option><option value="http://www.ziddu.com/download/5305192/askepdiare.pdf.html">askep Anak dengan Diare </option><option value="http://www.ziddu.com/download/5305193/askepchepalgia.pdf.html">askep Chepalgia </option><option value="http://www.ziddu.com/download/5305194/askepasmabronkiale..pdf.html">askep Asma Bronkiale </option><option value="http://www.ziddu.com/download/5332540/askepisk.pdf.html">askep Infeksi Saluran Kemih </option><option value="http://www.ziddu.com/download/5332541/askepgagalginjalkronik..pdf.htm">askep Gagal ginjal Kronik </option><option value="http://www.ziddu.com/download/5332543/askephalusinasi.pdf.html">askep Halusinasi </option><option value="http://www.ziddu.com/download/5332573/askepvertigo.pdf.html">askep Vertigo </option></select></form></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"></span><span id="fullpost"><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-size:130%;" >Terima kasih anda telah Download.</span><br /><br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-41159087233107232742009-09-02T09:49:00.004+07:002009-09-02T11:38:57.327+07:00Askep Klien Anak dengan BronkitisAskep Anak dengan Bronkitis<br /><br />Pengertian<br />Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut memegang peran.( Ngastiyah, 1997 )<br /><br />Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994)<br />Sebagai penyakit tersendiri, bronkitis merupakan topik yang masih diliputi kontroversi dan ketidakjelasan di antara ahli klinik dan peneliti. Bronkitis merupakan diagnosa yang sering ditegakkan pada anak baik di Indonesia maupun di luar negeri, walaupun dengan patokan diagnosis yang tidak selalu sama.(Taussig, 1982; Rahayu, 1984)<br />Kesimpangsiuran definisi bronkitis pada anak bertambah karena kurangnya konsesus mengenai hal ini. Tetapi keadaan ini sukar dielakkan karena data hasil penyelidikan tentang hal ini masih sangat kurang.<br /><br /><span id="fullpost"><br /> Untuk mendapatkan askep secara lengkap silahkan download dibawah ini gratis.<br/><br /><a href='http://www.ziddu.com/download/6318369/AskepBronkitis.doc.html'>Askep Anak Dengan Bronkitis</a><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-8911509832514047022009-08-16T07:35:00.000+07:002009-08-16T07:35:00.368+07:00Askep Abses paruAskep Abses paru merupakan lesi nekrotik setempat pada parenkim paru ;bahan purulen; lesi mengalami kolaps dan membentuk ruang.<br /><br /><span id="fullpost"><br /><br />B. ETIOLOGI<br />1. Infeksi karena aspirasi dari saluran napas. Mikroorganisme penyebab dapat berasal dari bermacam-macam basil dari flora mulut, hidung, tenggorokan, termasuk aerob dan aerob seperti Streptokokus, spiroketa, dll)<br />2. Obstruksi mekanik atau fungsional bronki (tumor, benda asing atau stenosis bronkial)<br />3. Nekrotisasi pneumonia,Tuberkulosis, embolisme paru atau trauma dada<br /><br />PASIEN YANG BERISIKO:<br />1. Dengan kerusakan reflek batuk dan tidak mampu menutup glotis<br />2. Yang mengalami kesulitan mengunyah<br />3. Dengan kerusakan kesadaran karena anestesi, gangguan saraf pusat (kejang, stroke)<br />4. Dengan selang nasogastrik<br />5. Dengan pneumonia<br /><br />TEMPAT ABSES<br />Berhubungan dengan pengumpulan akibat gaya gravitasi yang ditentukan oleh posisi klien pada waktu terjadinya aspirasi.<br />Dalam keadaan berbaring menuju ke subsegmen apikal lobus superior atau segmen superior lobus inferior. Abses timbul bila organisme yang masuk ke paru bersama-sama dengan material yang terhirup yang akan membuntu sal.napas dengan akibat timbulnya atelektasis dengan infeksi. bila yang masuk basil saja maka akan timbul pneumonia.<br /><br />C. PATOLOGI<br />Proses dimulai di bronki/bronkioli, menyebar ke parenkim paru dikelilingi oleh jaringan granulasi. Perluasan ke pleura sering terjadi. Hubungan dengan bronkus dapat terjadi sehingga pus atau jaringan nekrotik dapat dikeluarkan. Drainase dan pengobatan yang tidak memadai akan menyebabkan abses menjadi menaun.<br /><br />D. TANDA DAN GEJALA<br />Gejala timbul satu sampai tiga hari setelah aspirasi.<br />1. Malaise dengan panas badan disertai menggigil<br />2. Batuk dan nyeri pleuritik (jawa: kemeng)<br />3. Dispnea<br />4. Sianosis<br />5. Anoreksia<br />6. Penurunan berat badan<br />Bila tidak diobati gejala akan terus meningkat sampai kurang lebih hari ke sepuluh, penderita mendadak batuk pus bercampur darah dalam jumlah banyak, mungkin juga berbau busuk (infeksi basil anaerob)<br /><br />E. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS<br />1. Pemeriksaan fisik dada<br />a. Perkusi: pekak<br />b. Auskultasi: penurunan sampai tidak terdengarnya bunyi napas atau krekles<br />2. Laboratorium<br />a. Darah: LED meningkat, Leukosit 20-30rb/mm3<br />b. Sputum berupa pus dengan pengecatan gram terdapat dengan leukosit dan ditentukan bermacam-macam basil.<br />3. Rontgen dada: pada mulanya memberi gambaran konsolidasi seperti pada pneumonia, kemudian setelah kira-kira hari ke sepuluh, jaringan nekrotik di dalamnya dikeluarkan dan meninggalkan kavitas dengan “air fluid level” yang berkarateristik.<br /><br />F. PENATALAKSANAAN MEDIS<br />1. Terapi antimikroba intravena berdasar kultur dan sensitivitas pd sputum. Dosis IV yg banyak diperlukan karena antibiotik harus menembus jaringan nekrotik dan cairan dlm abses.<br />2. Drainase adekuat abses paru (drainase postural dan fisioterapi dada)<br />3. Diet tinggi protein dan kalori utk katabolik pd infeksi kronik dan mempercepat penyembuhan<br />4. Antibiotik oral utk mengganti IV setelah ada tanda perbaikan (suhu tbh normal, hitung Leukosit menurun, perbaikan gmbrn rontgen.<br />5. Bedah jarang dilakukan. Reseksi paru (lobektomi)<br /><br /><br />Tindakan yg akan mengurangi risiko terjadinya abses;<br />1. Terapi antibiotik pd pasien yg mengalami infeksi (pd gigi dan gusi) saat pencabutan gigi<br />2. Pertahankan kebersihan gigi dan mulut scr adekuat<br />3. Terapi antimikroba yg sesuai dg resep pd pasien dg pneumonia<br /><br />G. PROSES KEPERAWATAN<br />Diagnosa yang mungkin muncul:<br />1. A: AIRWAY<br />Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret<br />2. B: BREATHING<br />a. Ketidakefektifan pola napas<br />b. Gangguan pertukaran gas<br />3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh<br />4. Gangguan tidur<br />5. Kelemahan (fatigue)<br />6. PK: Infeksi<br />7. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik b.d lamanya waktu pengobatan<br /><br />Intervensi keperawatan:<br />1. Awasi terapi antibiotik yg diberikan pd klien: sesuai resep dan awasi efek samping yg merugikan (Pastikan klien menyelesaikan seluruh dosis terapi)<br />2. Fisioterapi dada utk memudahkan drainase abses<br />3. Ajarkan napas dalam<br />4. Latih batuk efektif agar pengembangan paru max.<br />5. Dorong asupan diet:TKTP<br />6. Beri dukungan secara emosional b.d lamanya waktu penyembuhan<br />7. Penkes jika klien menjalani pembedahan (prwtn luka, napas dalam, batuk efektif, fisioterapi dada), nutrisi, tekankan istirahat, pentingnya penyelesaian regimen antibiotik<br /><br /><br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-87005853153244417142009-08-15T07:31:00.000+07:002009-08-15T07:31:00.314+07:00askep ARDS ( Acute Respiratory Distress Syndrome)Askep ARDS atau Acute Respiratory Distress Syndrome, Sering merupakan kelanjutan dari shock paru-paru, kongesti atelektasis, post traumatic paru-paru, post infusion paru, dan ventilasi paru.<br />Kondisi akut paru-paru yang mengakibatkan macam-macam perubahan patofisiologi dalam paru.<br />Menyerupai perubahan pada IRDS, perbedaannya terletak pada penurunan surfaktan akibat dari kerusakan paru.<br /><span id="fullpost"><br /><br />Kliennya umumnya masih muda yang sebelumnya dia sehat.<br />Jenis ketidakstabilan akut, baik langsung atau tidak langsung berperan dalam menimbulkan syndrom.<br />Keadaan yang langsung :<br />Menghirup racun iritan<br />Infeksi diffusi alveolar<br />Darah yang beracun.<br />Aspirasi virus pneumonia.<br />Hampir tenggelam dan trauma dada.<br />Keadaan yang tidak langsung :<br />Trauma dan shock karena pembedahan<br />Sepsis dengan pelepasan endotoksin<br />Pembekuan darah intravaskuler<br />Transfusi darah massive<br />Reaksi transudasi<br /><br />Penyakit Yang Dapat Menyebabkan ARDS :<br />Pulmonary :<br />Virus pneumonia<br />Fungi pneumonia<br />Pneumocystis carinii<br />Military tuberculosis<br />Legionaire’s pneumonia<br />Radiation pneumonitis<br />Contusio paru<br />Cairan aspirasi (gastric, tenggelam, hydrocarbon, ethylene glycol)<br />Inhalasi racun (rokok, kimia corrosive, O2 konsentrasi meningkat, amniotic fluid embolic.<br />Non pulmonary :<br />Shock (traumatic, hemorrhagic, bacterial, pneumonia septic)<br />Emboli lemak<br />Trauma kepala<br />Trauma non thoraks<br />Pancreatitis<br />Uremia<br />Drug overdose (heroin, methadone barbiturat).<br />Massive blood transfusion<br />Reaksi transfusi<br />Pembekuan darah intravaskuler<br />By pass cardiopulmonary<br />Penambahan tekanan intrakranial<br />Cairan overload<br />Eclampsia<br />Gejala defisiensi autoimmune<br /><br />Patofisiologi.<br />Banyak teori yang menerangkan patogenesis dari syndrom yang berhubungan dengan kerusakan awal paru-paru yang terjadi dimembran kapiler alveolar.<br />Adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan akibat masuknya cairan ke dalam ruang interstitial, seolah-olah dipengaruhi oleh aktifitas surfaktan. Akibatnya terjadi tanda-tanda atelektasis. Cairan juga masuk dalam alveoli dan mengakibatkan oedema paru.<br />Plasma dan sel darah merah keluar dari kapiler-kapiler yang rusak, oleh karena itu mungkin perdarahan merupakan manifestasi patologi yang umum.<br /><br />Kriteria untuk diagnosa ARDS :<br />Klinik<br />Keadaan katastropik : paru atau bukan paru<br />Eksklusi : Penyakit paru kronis, keadaan abnormal ventrikel kiri.<br />Distress pernafasan : Tachypnea > 20 x/menit, susah bernafas.<br />Radiografi<br />Difusi pulmonal menyebar<br />Infiltrasi interstitial (awal)<br />Infiltrasi alveoli (lanjut/akhir)<br />Fisiologi<br />Hipoksemia refractory. Pa O2 60 %<br />Kompliance paru rendah 1000 gr)<br />Congestive atelektasis<br />Membran hyaline<br />Fibrosis<br /><br />PENGKAJIAN<br />Gejala terjadi tiba-tiba dalam 2 – 3 hari sesudah trauma atau kesakitan, pada orang muda yang biasa mempunyai riwayat sakit paru-paru.<br />Tanda-tanda utama manifestasi klinik:<br />Dyspnea<br />Tachicardia<br />Cyanosis dengan atau tanpa retraksi intercostals<br />Hypoksimia. O2 C refractory hypoxemia.<br />Hypotensia/bradicardia atau hipertension/tachicardia.<br />Dysritmia<br />Tanda-tanda adanya asidosis metabolic dan respiratorik<br /><br />menegakkan diagnosis:<br />Status klinik klien adanya kesulitan memperoleh pemenuhan ventilasi yang adekuat (sehingga penurunan pemenuhan ventilasi yang meningkatkan kekakuan paru-paru) menurunkan kapasitas vital paru-paru infiltrasi alveolar.<br /><br />Diagnosa Keperawatan<br />1.Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan kurangnya complain paru dan kecemasan.<br />2.Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penambahan shunt dan ventilasi – perfusi terganggu.<br />3.Tidak efektifnya jalan napas berhubungan dengan immobilisasi dan jalan napas buatan.<br />4.Kurangnya cardiac output berhubungan dengan tingginya PEEP (Positive End Expiratory Pressure) mengetahui atau berguna untuk memenuhi kebutuhan ventilasi paru.<br />5.Potensial injury berhubungan dengan barotrauma atau tidak aktifnya aliran ventilator.<br />6.Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penambahan (peningkatan) permiabilitas membran pulmonal dan kelebihan sekresi ADH.<br />7.Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan jalan napas buatan dan kelumpuhan.<br />8.Perubahan nutrisi; lebih dari pada intake berhubungan dengan perubahan metabolisme dan ketidakmampuan intake makanan melalui oral.<br />9.Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelumpuhan dan bedrest.<br />10.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perfusi dan immobilisasi.<br />11.Perubahan membran mukosa mulut berhubungan dengan jalan napas buatan.<br />12.Gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan yang kritis dan kebutuhan akan bantuan perawat.<br />13.Kelemahan berhubungan dengan ketergantungan dalam pemakaian alat.<br />14.Tidak efektifnya koping keluarga berhubungan dengan mengatasi stress dan kecemasan dalam kondisi kritis.<br /><br />Perencanaan Dan Pelaksanaan<br />Perawatan klien dengan ARDS perencanaannya yaitu perbaikan pola napas dan kestabilan hemodinamic.<br />Pencegahan dengan meminimalkan komplikasi dan stressor untuk klien dan keluarganya merupakan hal yang penting.<br />Kriteria tujuan untuk klien:<br />Stabil dan sinkronnya antara pernapasan dengan ventilator dengan slow rate yang cukup dalam level yang normal ventilasi Pa CO2 35 – 45 mmHg.<br />PaO2 lebih dari atau sama dengan 60 mmHg, kurang dari atau sama dengan 40 % Fi O2, shunt friction kurang atau sama dengan 20 %<br />Jalan napas tetap.<br />Hemodinamic parameter (CO, BP, HR) stabil.<br />Tekanan maximum jalan napas 50 – 70 mmHg.<br />Tekanan kapiler paru normal.<br />Keseimbangan intake dan output.<br />Berat badan stabil.<br />Komunikasi nonverbal dapat diartikan.<br />Integritas kulit baik.<br />Membran mukosa mulut baik, utuh.<br /><br />Pelaksanaan<br />1.Mempertahankan oksigenasi secara adekuat.<br />Oksigenasi jaringan secara adekuat dilakukan dengan pemberian O2 konsentrasi tinggi, untuk mempertahankan tekanan O2 arteri sekitar 20 mmHg (William, 1982)<br />Kegagalan mempertahankan O2 tingkat rasa nyaman.<br />Meningkatkan keperluan O2 dengan mempertahankan suhu klien pada tingkat normal, mengurangi rasa nyeri dan menjaga ketenangan klien.<br />Kelemahan dan penyakit respirasi merupakan indikasi untuk menggunakan ventilasi mekanic.<br />PEEP (Positive End Expiratory Pressure)<br />Digunakan untuk memberi tekanan inflasi yang tinggi.<br />Berguna untuk memenuhi kebutuhan ventilasi paru terpenuhinya kebutuhan ventilasi paru ditandai dengan adanya elastisitas paru dan dada.<br />Mempertahankan tekanan jalan napas di atas tekanan atmosfer melalui siklus respirasi.<br />Mempertinggi distribusi O2 ke seluruh paru-paru dengan mempertahankan expansi alveoli.<br />Jika keadaan ini tidak terpenuhi paru-paru akan kolaps.<br />Vena bercampur (mengalir dari kiri ke kanan) dan hypoxemia dikurangi.<br />Keefektifan dari PEEP dimonitor dengan seringnya analisa gas darah.<br />Ketepatan pemeriksaan gas darah, cardiac output alat monitor khusus (CVP, atau swan-Ganz cateter).<br />PEEP kemungkinan besar menurunkan cardiac output karena lemahnya aliran darah vena yang kembali ke jantung denyut nadi dan tekanan darah harus sering dimonitor.<br />Kemungkinan kecenderungan terjadi retensi cairan dan edema paru selama ventilasi (intake dan output).<br />Perawat harus memonitor perfusi pada organ vital :<br />CNS :<br />Tingkat kesadaran<br />Pergerakan<br />Sensasi<br />Ginjal :<br />Urine output<br />Blood urine nitrogen (BUN)<br />Serum kreatinin<br />Myocardium :<br />Heart rate<br />Rhytm<br />2.Nutrisi:<br />Klien dengan ARDS resiko terjadi malnutrisi. Karena peningkatan metabolisme dan gangguan oral intake.<br /> TKTP diberikan.<br />3.Individu dan family coping.<br />4.Pencegahan cedera paru berlanjut.<br />Pemberian O2, kortikosteroid.<br />Untuk mengurangi peradangan dari membran alveoli menurun-kan permeabilitas kapiler paru-paru.<br />Kortikosteroid<br />Mungkin juga meningkatkan kontraktilitas jantung dan perfusi sirkulasi periferal serta organ-organ vital.<br />Pemberian albumin dan dextran dengan molekul tinggi<br />Mungkin juga mengurangi permeabilitas kapiler<br />Untuk menjaga paru tetap kering<br />Antibiotik<br />Mencegah infeksi bakteri.<br />Sekresi sebaiknya dihisap dengan suction sesuai kebutuhan<br />Posisi pasien sering diubah-ubah dan pentingnya dilakukan gerakan/latihan pasif.<br />Lingkungan sekitar klien harus tenang dan rileks.<br /><br /><br /><br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-5931190583172949982009-08-14T06:22:00.000+07:002009-08-14T06:22:00.652+07:00Askep PneumoniaAskep pneumonia infeksi atau radang yang cukup serius pada paru-paru. Dari jenis-jenis pneumonia itu ada yang spesifik/khusus yang disebut dengan tuberkulosis atau tbc atau Tb, yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain, adalah SARS yang adalah pneumonia akibat -sampai hari ini- virus<br /><span id="fullpost"><br />Pneumonia Virus adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus.<br />Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak.<br /><br />Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan parasit).<br /><br /><br />Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).<br /><br />Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrnkialis, adalah pun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran pernafasa. ( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997)<br />Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.<br /><br /><br />B. ETIOLOGI<br /><br />Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, denmgan mencetuskan suatu reaksi peradangan.<br />Etiologi:<br />n Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus<br />n Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus<br />n Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini<br />n Aspirasi : Makanan, cairan, lambung<br />n Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas<br />Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:<br /><br />Virus sinsisial pernafasan<br />Hantavirus<br />Virus influenza<br />Virus parainfluenza<br />Adenovirus<br />Rhinovirus<br />Virus herpes simpleks<br />Sitomegalovirus.<br />Virus Influensa<br />Virus Synsitical respiratorik<br />Adenovirus<br />Rubeola<br />Varisella<br />Micoplasma (pada anak yang relatif besar)<br />Pneumococcus<br />Streptococcus<br />Staphilococcus<br />Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza dan - virus influenza.<br />Faktor-faktor risiko terkena pneumonia, antara lain, Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), usia lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin laki-laki , Gizi kurang, Berat badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara, Kepadatan tempat tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong bayi, efisiensi vitamin A dan penyakit kronik menahun.<br /><br />Faktor-faktor yang meningkatkan resiko kematian akibat Pnemonia<br /><br />ü Umur dibawah 2 bulan<br />ü Tingkat sosio ekonomi rendah<br />ü Gizi kurang<br />ü Berat badan lahir rendah<br />ü Tingkat pendidikan ibu rendah<br />ü Tingkat pelayanan (jangkauan) pelayanan kesehatan rendah<br />ü Kepadatan tempat tinggal<br />ü Imunisasi yang tidak memadai<br />ü Menderita penyakit kronis<br /><br />KLASIFIKASI<br /><br />Menurut buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 menyebutkan tiga klasifikasi pneumonia.<br />Berdasarkan klinis dan epidemiologis:<br /><br />o Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).<br />o Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia).<br />o Pneumonia aspirasi.<br />o Pneumonia pada penderita immunocompromised.<br /><br />Berdasarkan bakteri penyebab:<br /><br />o Pneumonia bakteri/tipikal.<br />Dapat terjadi pada semua usia. Pneumonia bakterial sering diistilahkan dengan pneumonia akibat kuman. Pneumonia jenis itu bisa menyerang siapa saja, dari bayi hingga mereka yang telah lanjut usia. Para peminum alkohol, pasien yang terkebelakang mental, pasien pascaoperasi, orang yang menderita penyakit pernapasan lain atau infeksi virus adalah yang mempunyai sistem kekebalan tubuh rendah dan menjadi sangat rentan terhadap penyakit itu.<br />Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak paru-paru.<br />Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, atau pun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri Pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia bakteri tersebut.<br />Gejalanya<br />Biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi saluran napas yang ringan satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu). Infeksi virus pada saluran pernapasan dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus (cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus dapat terisap masuk ke dalam paru-paru.<br />Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza. Pneumonia Atipikal. Disebabkan mycoplasma, legionella, dan chalamydia.<br /><br />o Pneumonia Akibat virus.<br />Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza (bedakan dengan bakteri hemofilus influenza yang bukan penyebab penyakit influenza, tetapi bisa menyebabkan pneumonia juga).<br />Gejalanya<br />Gejala awal dari pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga 36 jam penderita menjadi sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit. Terdapat panas tinggi disertai membirunya bibir.<br />Tipe pneumonia itu bisa ditumpangi dengan infeksi pneumonia karena bakteri. Hal itu yang disebut dengan superinfeksi bakterial. Salah satu tanda terjadi superinfeksi bakterial adalah keluarnya lendir yang kental dan berwarna hijau atau merah tua.<br />o Pneumonia jamur,<br />sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised).<br /><br />Berdasarkan predileksi infeksi:<br />o Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan besar dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri.<br />o Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua. Pada penderita pneumonia, kantong udara paru-paru penuh dengan nanah dan cairan yang lain. Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita kekurangan oksigen dengan segala konsekuensinya, misalnya menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super infeksi) dan sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar penyembuhannya. Penyebab penyakit pada kondisi demikian sudah beraneka macam dan bisa terjadi infeksi yang seluruh tubuh.<br /><br />C. PATOFISIOLOGI<br />Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut.<br /><br /><br />Terpajan Bakteri<br /><br />Teraspirasi ke dalam Bronkus Distal dan Alveoli<br /><br />Konsolidasi Paru<br /><br /><br />Darah di Sekitar Alveoli Tidak Berfungsi Peradangan / Inflamasi di Paru<br /><br />Hipoksia Ketidakadekutan Pembentukan Edema<br />Pertahanan Utama<br />Dx : Kerusakan Pertukaran Gas Dx : Ketidakefektifan<br />Dx : Infeksi, Resiko Tinggi Bersihan Jln Nfs<br /><br />Keperawatan Medikal Bedah, Barbara C. Long<br /><br />D. MANIFESTASI KLINIS<br />Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.<br />Tanda dan Gejala berupa:<br /><br />Batuk nonproduktif<br />Ingus (nasal discharge)<br />Suara napas lemah<br />Retraksi intercosta<br />Penggunaan otot bantu nafas<br />Demam<br />Ronchii<br />Cyanosis<br />Leukositosis<br />Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar<br />Batuk<br />Sakit kepala<br />Kekakuan dan nyeri otot<br />Sesak nafas<br />Menggigil<br />Berkeringat<br />Lelah.<br />Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit yang lembab - mual dan muntah - kekakuan sendi.<br />Secara umum dapat dibagi menjadi :<br />Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah, malise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.<br />Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada.<br />Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronki.<br />Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler tepat di atas batas cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kaku kuduk/meningismus (iritasi meningen tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan bawah). Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu jelas. Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi.<br />Tanda infeksi ekstra pulmunal.<br /><br />E. KOMPLIKASI<br /><br />n Abses paru<br />n Edusi pleural<br />n Empisema<br />n Gagal nafas<br />n Perikarditis<br />n Meningitis<br />n Atelektasis<br />n Hipotensi<br />n Delirium<br />n Asidosis metabolik<br />n Dehidrasi<br />n Penyakit multi lobular<br /><br />F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK<br />§ Sinar X<br />Mengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul (lebih sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.<br />§ GDA<br />Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.<br />§ JDL à leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun.<br />§ LED à meningkat<br />§ Fungsi paru à hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat dan komplain menurun.<br />§ Elektrolit à Na dan Cl mungkin rendah<br />§ Bilirubin à meningkat<br />§ Aspirasi / biopsi jaringan paru<br />Alat diagnosa termasuk sinar-x dan pemeriksaan sputum. Perawatan tergantung dari penyebab pneumonia; pneumonia disebabkan bakteri dirawat dengan antibiotik.<br />Pemeriksaan penunjang:<br />Rontgen dada<br />Pembiakan dahak<br />Hitung jenis darah<br />Gas darah arteri.<br /><br />G. PENATALAKSANAAN MEDIS<br />PENGOBATAN<br />Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.<br /><br />Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.<br /><br />Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.<br /><br />Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :<br />Oksigen 1-2 L/menit.<br />IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.<br />Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.<br />Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.<br />Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.<br />Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :<br />Untuk kasus pneumonia community base :<br />ü Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.<br />ü Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian<br />Untuk kasus pneumonia hospital base :<br />ü Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.<br />ü Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.<br /><br /><br />II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN<br /><br />A. PENGKAJIAN<br />Identitas : -<br />Umur : Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar<br />Tempat tinggal : Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar<br />Riwayat Masuk<br />Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).<br />Riwayat Penyakit Dahulu<br />Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit Pneumonia.<br />Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis penderita<br />Pengkajian<br />Sistem Integumen<br />o Subyektif : -<br />o Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan<br />Sistem Pulmonal<br />§ Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng<br />§ Obyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,<br />Sistem Cardiovaskuler<br />o Subyektif : sakit kepala<br />o Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun<br />Sistem Neurosensori<br />§ Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang<br />§ Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi<br />Sistem Musculoskeletal<br />o Subyektif : lemah, cepat lelah<br />o Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan<br /><br />Sistem genitourinaria<br />§ Subyektif : -<br />§ Obyektif : produksi urine menurun/normal,<br />Sistem digestif<br />o Subyektif : mual, kadang muntah<br />o Obyektif : konsistensi feses normal/diare<br />Studi Laboratorik<br />§ Hb : menurun/normal<br />§ Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar karbon darah meningkat/normal<br />§ Elektrolit : Natrium/kalsium menurun/normal<br /><br />B. DIAGNOSA KEPERAWATAN<br />Ø .Kerusakan Pertukaran Gas berhubungan dengan Gangguan pengiriman oksigen.<br />Ø Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan utama.<br />Ø Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.<br />C. INTERVENSI<br />Ø Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen.<br />Keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan jalannya gas (Oksigen dan Karbondioksida) yang aktual (atau dapat mengalami potensial) antara alveoli paru-paru dan sistem vaskular.<br />KH:<br />§ Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada gejala distres pernapasan.<br />§ Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi.<br />Intervensi:<br />1) Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas.<br />R : Manifestasi distres pernapasan tergantung pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum.<br />2) Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif.<br />R : Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi.<br />3) Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas senggang.<br />R : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/konsumsi oksigen untuk memudahkan perbaikan infeksi.<br />4) Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi banyaknya jumlah sputum merah muda/berdarah, pucat, sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah.<br />R : Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada pneumonia dan membutuhkan intervensi medik segera.<br />Ø Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan utama.<br />KH:<br />· Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi.<br />· Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.<br />Intervensi:<br />1) Pantau tanda vital dengan ketat, khusunya selama awal terapi.<br />R : Selama periode waktu ini, potensial komplikasi fatal (\hipotensi/syok) dapat terjadi.<br />2) Anjurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekret (mis., meningkatkan pengeluaran daripada menelannya) dan melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau sekret.<br />R : Meskipun pasien dapat menemukan pengeluaran dan upaya membatasi atau menghindarinya, penting bahwa sputum harus dikeluarkan dengan cara aman.<br />3) Tunjukkan/dorong tehnik mencuci tangan yang baik.<br />R : Efektif berarti menurunkan penyebaran /tambahan infeksi.<br />4) Batasi pengunjung sesuai indikasi.<br />R : Menurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi lain.<br />Ø Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.<br />Suatu Keadaan di mana seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif.<br />KH:<br />· Tidak mengalami aspirasi<br />· Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru.<br />Intervensi :<br />1) Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada.<br />R : Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan/atau cairan paru.<br />2) Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas adventisius, mis., krekels, megi.<br />R : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronki, dan mengi terdengar pada inspirasi dan/atau ekspirasi pada respons terhadap pengumpulan cairan, sekret kental, dan spasme jalan napas/obstruksi.<br />3) Bantu pasien napas sering. Tunjukkan/bantu pasien mempelajari melakukan batuk, mis., menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.<br />R : Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru/jalan napas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan napas paten. Penekanan menurunkan ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat.<br />4) Penghisapan sesuai indikasi.<br />R : Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan karena batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran.<br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br /><br />C, Barbara Long. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 2. 1996. Yayasan IAPK Pajajaran : Bandung.<br />Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media Aesculapius : Jakarta.<br />E, Marilynn Doenges, Mary Frances Moorhouse and Alice C. Geissler. Rencana Asuhan Keperawatan. 1999.EGC : Jakarta.<br />Juall, Lynda Carpenito. Buku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. 2000. EGC : Jakarta.<br />http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=448&idktg=2&idobat=&UID=20070925204927125.160.92.2<br />http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=797<br />http://www.suarapembaruan.com/News/2003/04/27/Kesehata/kes1.htm<br />http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumonia.html<br />http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumionia.html<br />http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumonia<br />http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=512<br /><br /><br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8708264059685692855.post-63643001152274927312009-08-13T07:18:00.001+07:002009-08-13T07:18:00.900+07:00Askep BronchopneumoniaAsuhan Keperawatan(askep)klien dengan bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572)<br /><span id="fullpost"><br />Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi. (Sylvia A. Price & Lorraine M.W, 1995 : 710)<br />Menurut Whaley & Wong, Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobulus, disebut juga pneumonia lobaris.<br /><br />Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-barcak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.(Sudigdiodi dan Imam Supardi, 1998)<br /><br />Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.<br /><br />ETIOLOGI<br />Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.<br />Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682) antara lain:<br />1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.<br />2. Virus : Legionella pneumoniae<br />3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans<br />4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru<br />5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.<br />Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam mulut dan karena adanya pneumocystis cranii, Mycoplasma. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572 dan Sandra M. Nettina, 2001 : 682)<br /><br /><br />PATHOFISIOLOGI<br />Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi makanan dan minuman.<br />Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan ganbaran sebagai berikut:<br />6. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.<br />7. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.<br />(Soeparman, 1991)<br /><br /><br /><br /><br />MANIFESTASI KLINIS<br />Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis.<br />(Barbara C. long, 1996 :435)<br />Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).<br />(Sandra M. Nettina, 2001 : 683)<br /><br />PEMERIKSAAN PENUNJANG<br />Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara:<br />8. Pemeriksaan Laboratorium<br />· Pemeriksaan darah<br />Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil). (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)<br />· Pemeriksaan sputum<br />Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksius. (Barbara C, Long, 1996 : 435)<br />· Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa. (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)<br />· Kultur darah untuk mendeteksi bakteremia<br />· Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen mikroba. (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)<br />9. Pemeriksaan Radiologi<br />· Rontgenogram Thoraks<br />Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus. (Barbara C, Long, 1996 : 435)<br />· Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh benda padat. (Sandra M, Nettina, 2001)<br /><br />DIAGNOSA KEPERAWATAN<br />10. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum. (Doenges, 1999 : 166)<br />11. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa aksigen darah, ganggguan pengiriman oksigen. (Doenges, 1999 : 166)<br />12. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli. (Doenges, 1999 :177)<br />13. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih, penurunan masukan oral. (Doenges, 1999 : 172)<br />14. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas.( Doenges, 1999 : 171)<br />15. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas sehari-hari. (Doenges, 1999 : 170)<br /><br />FOKUS INTERVENSI<br />16. DP : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum<br />Tujuan :<br />- Jalan nafas efektif dengan bunyi nafas bersih dan jelas<br />- Pasien dapat melakukan batuk efektif untuk mengeluarkan sekret<br />Hasil yang diharapkan :<br />- Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/ jelas<br />- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas<br />Misalnya: batuk efektif dan mengeluarkan sekret.<br />Intervensi :<br />Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas. Misalnya: mengi, krekels dan ronki.<br />Rasional: Bersihan jalan nafas yang tidak efektif dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas adventisius<br />Kaji/ pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ ekspirasi<br />Rasional: Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stres/ adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.<br />Berikan posisi yang nyaman buat pasien, misalnya posisi semi fowler<br />Rasional: Posisi semi fowler akan mempermudah pasien untuk bernafas<br />Dorong/ bantu latihan nafas abdomen atau bibir<br />Rasional: Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dipsnea dan menurunkan jebakan udara<br />Observasi karakteristik batik, bantu tindakan untuk memoerbaiki keefektifan upaya batuk.<br />Rasional: Batuk dapat menetap, tetapi tidak efektif. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi dada.<br />Berikan air hangat sesuai toleransi jantung.<br />Rasional: Hidrasi menurunkan kekentalan sekret dan mempermudah pengeluaran.<br />2. DP : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen.<br />Tujuan :<br />- Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tidak ada distres pernafasan.<br />Hasil yang diharapkan :<br />- Menunjukkan adanya perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan<br />- Berpartisispasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi<br />Intervensi :<br />a. kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan pernafasan<br />Rasional :Manifestasi distres pernafasan tergantung pada derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum<br />b. Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis<br />Rasional :Sianosis menunjukkan vasokontriksi atau respon tubuh terhadap demam/ menggigil dan terjadi hipoksemia.<br />c. Kaji status mental<br />Rasional :Gelisah, mudah terangsang, bingung dapat menunjukkan hipoksemia.<br />d. Awsi frekuensi jantung/ irama<br />Rasional :Takikardi biasanya ada karena akibat adanya demam/ dehidrasi.<br />e. Awasi suhu tubuh. Bantu tindakan kenyamanan untuk mengurangi demam dan menggigil<br />Rasional :Demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen dan mengganggu oksigenasi seluler.<br />f. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam, dan batuk efektif<br />Rasional :Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiaki ventilasi.<br />g. Kolaborasi pemberian oksigen dengan benar sesuai dengan indikasi<br />Rasional :Mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg.<br />DP: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli<br />Tujuan:<br />- Pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan paru jelas/ bersih<br />Intervensi :<br />a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.<br />Rasional :Kecepatan biasanya meningkat, dispnea, dan terjadi peningkatan kerja nafas, kedalaman bervariasi, ekspansi dada terbatas.<br />b. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventisius.<br />Rasional :Bunyi nafas menurun/ tidak ada bila jalan nafas terdapat obstruksi kecil.<br />c. Tinggikan kepala dan bentu mengubah posisi.<br />Rasional :Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.<br />d. Observasi pola batuk dan karakter sekret.<br />Rasional :Batuk biasanya mengeluarkan sputum dan mengindikasikan adanya kelainan.<br />e. Bantu pasien untuk nafas dalam dan latihan batuk efektif.<br />Rasional :Dapat meningkatkan pengeluaran sputum.<br />f. Kolaborasi pemberian oksigen tambahan.<br />Rasional :Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas.<br />g. Berikan humidifikasi tambahan<br />Rasional :Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret untuk memudahkan pembersihan.<br />h. Bantu fisioterapi dada, postural drainage<br />Rasional :Memudahkan upaya pernafasan dan meningkatkan drainage sekret dari segmen paru ke dalam bronkus.<br />Dp : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilngan cairan berlebih, penurunan masukan oral.<br />Tujuan : Menunjukkan keseimbangan cairan dan elektrolit<br />Intervensi :<br />Kaji perubahan tanda vital, contoh :peningkatan suhu, takikardi,, hipotensi.<br />Rasional :Untuk menunjukkan adnya kekurangan cairan sisitemik<br />Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa (bibir, lidah).<br />Rasional :Indikator langsung keadekuatan masukan cairan<br />Catat lapporan mual/ muntah.<br />Rasional :Adanya gejala ini menurunkan masukan oral<br />Pantau masukan dan haluaran urine.<br />Rasional :Memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian<br />Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.<br />Rasional :Memperbaiki ststus kesehatan<br />DP : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia, distensi abdomen.<br />Tujuan :<br />- Menunjukkan peningkatan nafsu makan<br />- Mempertahankan/ meningkatkan berat badan<br />Intervensi :<br />a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/ muntah.<br />Rasional :Pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah<br />b. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin, bantu kebersihan mulut.<br />Rasional :Menghilangkan bahaya, rasa, bau,dari lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual<br />c. Jadwalkan pengobatan pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan.<br />Rasional :Menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan ini<br />d. Auskultasi bunyi usus, observasi/ palpasi distensi abdomen.<br />Rasional :Bunyi usus mungkin menurun bila proses infeksi berat, distensi abdomen terjadi sebagai akibat menelan udara dan menunjukkan pengaruh toksin bakteri pada saluran gastro intestinal<br />e. Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering atau makanan yang menarik untuk pasien.<br />Rasional :Tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali<br />f. Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar.<br />Rasional :Adanya kondisi kronis dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi, atau lambatnya responterhadap terapi<br />DP : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas hidup sehari-hari.<br />Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktifitas.<br />Intervensi :<br />Evakuasi respon pasien terhadap aktivitas.<br />Rasional :Menetapkan kemampuan/ kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi<br />Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung selama fase akut.<br />Rasional :Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat<br />Jelaskan pentingnya istitahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbamgan aktivitas dan istirahat.<br />Rasional :Tirah baring dipertahankan untuk menurunkan kebutuhan metabolik<br />Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan.<br />Rasional :Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen<br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :EGC<br />Nettina, Sandra M. (1996). Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta :EGC<br />Long, B. C.(1996). Perawatan Madikal Bedah. Jilid 2. Bandung :Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan<br />Soeparma, Sarwono Waspadji. (1991). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta :Balai Penerbit FKUI<br />Sylvia A. Price, Lorraine Mc Carty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :EGC<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></span>AKPER PPNI SOLOhttp://www.blogger.com/profile/10598612507341485906noreply@blogger.com0